Anies Pilih Fokus Pantau Mobilitas Warga untuk Tangani Covid-19 di DKI Jakarta

Gubernur DKI Anies Baswedan tak ambil pusing soal zona warna yang membagi wilayah rawan Covid-19 dalam menangani penyakit akibat virus Corona itu.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 07 Nov 2020, 11:58 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan UMP DKI 2020, Jumat (1/11/2019). (Liputan6.com/ Delvira Chaerani Hutabarat)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Anies Baswedan tak ambil pusing soal zona warna yang membagi wilayah rawan Covid-19 dalam menangani penyakit akibat virus Corona itu. Dia memilih konsentrasi pada mobilitas warga di Jakarta.

"Saya bilang tidak fokus dengan warna karena di Jakarta mobilitas penduduknya lintas wilayah. Pagi tinggal di Jakarta Timur, siangnya bekerja di Jakarta Barat, malamnya berkegiatan di Jakarta Pusat. Jadi orang itu mobilitasnya tinggi," kata Anies saat ditemui di Kantor DPRD DKI Jakarta, Jumat 6 November 2020.

Anies meyakini, penanganan penyebaran Covid-19 di DKI dengan pemantauan mobilitas lebih relevan. Sebab, kategorisasi wilayah dengan zona warna lebih tepat jika pergerakan warga terpusat hanya di satu wilayah.

"Kalau berada di wilayah yang pagi, siang, sore, malam ada di satu wilayah yang sama itu relevan (warna), Jakarta tidak bisa dilihat per masing-masing wilayah. Bahkan Jabodetabek secara keseluruhan," terang Anies soal penanganan Covid-19.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Bukan Berarti Kendur

Meski demikian, Anies mewanti, ini bukan lampu hijau untuk mengendurkan kepatuhan protokol kesehatan. Sebab, melihat angka penambahan jumlah kasus dan pasien meninggal dunia setiap harinya, DKI masih menjadi yang tertinggi di nasional.

"Jadi ini belum terkendali ya (Covid-19 di Jakarta)," Anies menandasi.

Penambahan jumlah kasus baru di DKI hingga kemarin adalah 672 orang, pasien sembuh sebanyak 1.024 orang, dan pasien meninggal total 18 jiwa.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya