Bayar Utang, Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi USD 133,7 Miliar di Oktober 2020

Cadangan devisa Indonesia masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 06 Nov 2020, 12:28 WIB
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2020 tetap tinggi yaitu di angka USD 133,7 miliar.

Jumlah tersebut turun USD 1,5 miliar atau kurang lebih Rp 21,32 triliun (estimasi kurs 14.213 per dolar AS) jika dibandingkan dengan posisi akhir September 2020 sebesar 135,2 miliar dolar AS.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko menjelaskan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,7 bulan impor atau 9,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

"Cadangan devisa tersebut masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (6/11/2020).

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Bayar Utang

Penurunan cadangan devisa pada Oktober 2020 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya