Gaya Fesyen Berkelanjutan Pangeran Charles, dari Perbaiki Sepatu hingga Tambal Setelan Jas Lama

Ia mengaku sudah mengupayakan cara berpakaian dengan prinsip berkelanjutan sejak lama sepanjang hidupnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Nov 2020, 04:01 WIB
Gaya Fesyen Berkelanjutan Pangeran Charles, dari Memperbaiki Sepatu Hingga Setelan Jas Lamanya (dok.Instagram @charlesprinceofwales/https://www.instagram.com/p/B-W9NscHXYf/Henry)

Liputan6.com, Jakarta - Mengemban jabatan sebagai tokoh berpengaruh di Inggris, bahkan dunia, membuat pangeran dengan jabatan Prince of Wales ini perlu selalu tampil rapi dan berkelas. Namun, cara berpakaiannya yang menawan tak membuat Pangeran Charles serakah saat memilih barang fesyen. Ia lebih memilih untuk memperbaiki sepatu dan pakaiannya yang rusak daripada membuangnya.

Melansir People, Kamis, 5 November 2020, putra mahkota Kerajaan Inggris itu mengaky telah memperjuangkan mode berkelanjutan sejak lama dan berbicara tentang selera fesyennya dalam wawancara terbaru bersama Editor-In-Chief Vogue Inggris, Edward Enninful. Saat dipuji sebagai ikon fesyen, dia justru tersipu malu dan tak menyangka.

"Saya pikir saya bagaikan jam yang berhenti, sama setiap 24 jamnya. Orang-orang dari 25 tahun yang lalu akan mengenakan pakaian yang sama dengan saya. Tapi… Saya sangat senang Anda menganggapnya memiliki gaya," candanya tentang gaya berpakaiannya yang tak lekang waktu itu.

Pangeran Charles mengungkapkan bahwa ia sangat mementingkan detail dan warna pakaiannya, sekaligus tentang tata cara mengombinasikannya. Dirinya merasa beruntung akan para desainer dan penata busana yang membantunya untuk hal tersebut.

"Saya beruntung karena saya dapat menemukan orang-orang luar biasa yang merupakan pembuat brilian dari hal-hal yang saya hargai, dan karena itu, saya berusaha untuk membuat mereka (barang fesyen) bertahan lebih lama," imbuhnya.

Putra tertua Ratu Elizabeth II dengan Pangeran Philip itu memang memiliki kebiasaan memperbaiki sepatu kulit pesanannya serta menambal setelan lamanya buatan tangan penjahit teranama di London, yakni merek Saville Row. Ia mengaku selalu berusaha memperbaiki barang-barang tersebut, daripada membuangnya.

"Saya kebetulan adalah salah satu dari orang-orang yang akan mendapatkan sepatu, atau item pakaian apa pun, diperbaiki jika saya bisa, daripada membuangnya begitu saja. Dan itulah mengapa menurut saya, dari sudut pandang ekonomi, ada peluang besar bagi orang untuk mendirikan bisnis kecil yang terlibat dalam perbaikan, pemeliharaan, dan penggunaan kembali," kata Pangeran Charles yang berusia 71 tahun itu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Proyek Pengrajin Produk Berkelanjutan

Pangeran Charles saat mengadakan tur ke Italia pada 2 April 2017 (Alessandro Bianchi/AP)

Ayahanda Pangeran William dan Harry itu menceritakan tentang masa kecilnya yang sering terpukau saat menyaksikan tukang sol sepatu melakukan pekerjaan mereka. "Ketika saya masih kecil, kami biasa membawa sepatu kami ke tukang sepatu di Skotlandia dan akan menonton dengan terpesona saat dia merobek sol dan kemudian menambalkan sol baru," katanya.

Berangkat dari kecintaannya pada kebiasaan hidup berkelanjutan, yayasan milknya, yakni Prince’s Foundation juga telah menyiapkan program pelatihan terkait fesyen berkelanjutan. Progam itu dinamakan The Modern Artisan Project, yang mana para siswa dilatih untuk meluncurkan koleksi fesyen dengan konsep keberlanjutan yang layak dikomersialisasikan.

"Sektor tekstil fesyen di Inggris memiliki peran penting. Namun, masalahnya hal itu membutuhkan investasi terus-menerus pada kaum muda dan dalam pengembangan keterampilan nyata," paparnya. Banyak siswa yang telah dilatih dalam program miliknya itu justru bekerja di perusahaan lokal, yang tertinggal dalam hal sektor tekstil.

Namun menurutnya, saat ini justru ada peluang besar di seluruh sektor mode berkelanjutan untuk melawan tren pakaian sekali pakai. Ia juga mengatakan sesungguhnya konsumen dapat membantu melawan budaya fast-fashion yang semakin meningkat.

"Konsumen memiliki kekuatan yang sangat besar dalam memutuskan di mana akan membeli, dan perusahaan terbaik akan memimpin. Kami harap, ketika Anda menunjukkan bahwa saat Anda mengikuti prinsip-prinsip operasi yang benar, Anda tidak hanya bergerak lebih ke arah net-zero, tetapi juga Anda menghilangkan polusi dari rantai pasokan," jelasnya.

Pengeran Charles melanjutkan aksinya dengan memberi surat perintah kerajaan pada perusahaan, yang berisi ultimatum untuk memenuhi persyaratan bahan ramah lingkungan atau mereka akan kehilangan status khusus mereka. Awalnya, banyak protes berdatangan pada aturan tersebut, tetapi ia menambahkan bahwa mereka akhirnya beradaptasi.

"Jadi tentu saja, mereka pergi, melihat rantai pasokan mereka, lalu melihat cara mereka melakukan sesuatu," ucapnya. (Brigitta Valencia Bellion)

Infografis pewaris Kerajaan Inggris. (DI: Nurman Abdul Hakim/Bintang.com)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya