Pengembangan Antibodi Eli Lilly Dihentikan pada Pasien COVID-19 Kondisi Berat

Meski begitu, uji coba lain yakni pada pasien COVID-19 kondisi ringan hingga sedang tengah dilakukan.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 28 Okt 2020, 19:00 WIB
Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)

Liputan6.com, New York - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menghentikan uji coba antibodi COVID-19 yang tengah dikembangkan perusahaan farmasi Eli Lilly. Penghentian dilakukan karena obat ini tidak terlalu membantu memulihkan kondisi pasien COVID-19 dengan kondisi berat yang dirawat di rumah sakit.

Sebelumnya, sekitar dua minggu lalu pemantau independen meminta Eli Lilly menghentikan uji coba produk ini karena alasan keamanan. Namun, pada Senin kemarin, National Institute of Allergy and Infectious Disease, yang merupakan sponsor studi ini, mengatakan bukan karena faktor keamanan melainkan soal kecil kemungkinan obat ini bermanfaat bagi pasien COVID-19 kondisi berat yang dirawat di rumah sakit seperti mengutip NBC News, Rabu (28/10/2020).

Meski begitu, dalam pernyataan resminya, Lilly menyampaikan bahwa pemerintah tetap melakukan studi lain untuk menguji efek obat antibodi pada pasien COVID-19 ini. Bedanya, kali ini penelitian dilakukan pada pasien COVID-19 kondisi ringan hingga sedang. Diharapkan, pengobatan tersebut mencegah kondisi pasien COVID-19 memburuk dan masuk rumah sakit.

Perusahaan farmasi ini juga tetap melanjutkan studi uji coba obat COVID-19 lain yang dikembangkan dengan perusahaan asal Kanada, AbCellera.

2 dari 3 halaman

Donald Trump Pernah Dapat Perawatan Antibodi COVID-19

Penampakan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih setelah dirawat karena COVID-19. Dok: Twitter @realdonaldtrump

Antibodi adalah protein yang muncul dalam tubuh ketika diserang infeksi. Antibodi ini akan menempel pada virus dan akan memusnahkan virus tersebut sehingga diharapkan pasien tidak sakit atau cepat sembuh.

Dalam pengobatan eksperimental COVID-19, dikembangkan antibodi yang bisa melawan virus COVID-19, salah satunya dilakukan oleh Eli Lilly ini. Selain Lilly, ada juga Regneron yang mengembangkan pengobatan antibodi COVID-19.

Obat dari Regneron ini kemarin sempat diberikan ke Presiden Donald Trump saat dirawat di rumah sakit kerena terinfeksi virus SARS-CoV-2. Dokter kepresidenan AS, Sean Conley mengatakan Donald Trump menerima dosis antibodi ganda obat dari Regeneron Pharmaceuticals melalui intravena. 

Obat Regeneron, REGN-COV2, merupakan bagian dari kelas obat COVID-19 eksperimental yang dikenal sebagai antibodi monoklonal. Obat ini membuat salinan buatan antibodi manusia terhadap virus.

3 dari 3 halaman

Infografis Presiden AS Donald Trump

Infografis Presiden AS Donald Trump (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya