Kyoto Terpilih Jadi Kota Besar Terbaik di Dunia

Naiknya Kyoto menggeser Tokyo pada posisi teratas sebagai kota terbaik selama empat tahun terakhir.

oleh Komarudin diperbarui 15 Okt 2020, 12:03 WIB
Wisatawan mengunjungi kuil Buddha Kiyomizu-dera di Kyoto, Jepang (31/10/2019). Kuil ini adalah situs Warisan Dunia UNESCO dan salah satu tempat wisata paling terkenal di Kyoto. (AP Photo / Aaron Favila)

Liputan6.com, Jakarta - Jepang jadi salah satu negara yang menarik untuk dikunjungi. Selain memiliki pemandangan indah dan makanan lezat, Negeri Sakura juga kaya akan sejarah dan budaya yang unik.

Opsi destinasinya kian beragam mulai dari kawasan pegunungan, wilayah pesisir, hingga nuansa kota besar. Kota-kota di Jepang sendiri telah dipilih sebagai Kota Besar Terbaik di dunia oleh pembaca majalah perjalanan Conde Nast Traveler selama lima tahun terakhir.

Tahun ini, sebagai bagian dari Condé Nast's Readers ’Choice Awards, Kyoto kampiun sebagai Kota Besar Terbaik di Dunia, sebagaimana dilansir Rabu, 14 Oktober 2020. Posisinya menggantikan Tokyo yang mengklaim singgasana teratas selama empat tahun terakhir.

Tokyo masih jadi pilihan utama, meski turun ke peringkat enam, dikalahkan Lyon, Singapura, Sydney, dan Wina. Tapi, Kyoto juga merupakan tujuan wisata populer selama hampir satu dekade.

Secara konsisten, kota ini jadi salah satu wilayah paling populer di Asia selama hampir 10 tahun. Pada 2015, popularitas Kyoto bahkan menembus 10 besar dunia.

Daya tarik Kyoto juga tak bisa disangkal bagi para pelancong dunia. Jejak sejarah dan arsitektur berusia ratusan tahun menjadi pemikatnya, tak ketinggalan dengan makanan dan banyak budaya tradisional untuk dijelajahi.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kota Hantu

Wisatawan menaiki becak untuk berkeliling Hutan Bambu Sagano di Arashiyama, Kyoto, Jepang pada 8 Desember 2018. Berada tidak jauh dari pusat kota Kyoto, hutan ini menjulang tinggi di tengah-tengah kota. (Behrouz MEHRI / AFP)

Wali Kota Kyoto, Daisuke Kadokawa, tersentuh mendengar betapa para pelancong internasional sangat mencintai kotanya. Namun, pandemi membuat orang tak dapat bepergian.

"Di masa depan, setelah pembatasan perjalanan dicabut, saya berencana mendedikasikan energi saya untuk mempromosikan gaya tamasya yang aman guna menjamin keselamatan pengunjung dan warga kami. Juga, untuk memungkinkan semua orang yang sangat mencintai Kyoto menikmati kunjungan sekali lagi," katanya dilansir dari Sora News 24.

Sangat sedikitnya pelancong yang dapat bertandang ke Kyoto tahun ini nyaris mengubah tempat wisata populer jadi kota hantu. Faktanya, pada Juli 2020, jumlah tamu asing di hotel-hotel Kyoto menurun 99,8 persen dibanding beberapa tahun terakhir.

Infografis Pandemi Belum Berakhir, Gelombang II Covid-19 Mengancam. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya