Kapal China Masuk Tanpa Izin, Malaysia Tahan 60 WN Tiongkok

Malaysia menahan enam kapal penangkap ikan China karena memasuki perairan teritorial Malaysia tanpa izin.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Okt 2020, 14:27 WIB
TNI AL menembak kapal nelayan China karena melanggar di perairan Indonesia (Liputan6.com/dok.TNI AL)

Liputan6.com, Laut China Selatan - Otoritas maritim Hong Kong di Malaysia menghentikan enam kapal penangkap ikan China di perairan teritorial Negeri Jiran pada Sabtu 10 Oktober. Beijing diketahui tengah meningkatkan kehadirannya di seluruh Laut China Selatan.

Dikutip dari CNN, Selasa (13/10/2020), menurut sebuah pernyataan, 60 warga negara China ditahan selama operasi di lepas pantai timur Johor, negara bagian Malaysia selatan yang berbatasan dengan Singapura.

Semua kapal mereka terdaftar di Qinhuangdao, sebuah pelabuhan di China utara, sedang dalam perjalanan ke Mauritania Afrika Barat, ketika mereka masuk tanpa izin di perairan Malaysia, kata otoritas maritim negara itu.

Malaysia melaporkan 89 gangguan yang dilakukan oleh penjaga pantai dan kapal angkatan laut China antara 2016 dan 2019. Hal tersebut terjadi akibat ketegangan antara Amerika Serikat dan China atas perebutan Laut China Selatan yang kaya sumber daya dan juga merupakan rute perdagangan utama.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Bertepatan dengan Kunjungan Menlu China Wang Yi ke Asia Tenggara

klaim tumpang tindih negara-negara Asia Tenggara, China, dan Taiwan atas Laut China Selatan (VOA Wikimedia Commons) 2

Perjalanan empat hari Wang Yi, ia yang singgah di Kamboja, Malaysia, Laos, Thailand dan Singapura dan bertujuan untuk membantu meningkatkan hubungan regional di tengah tekanan yang meningkat dari Washington dan dampak lanjutan dari pandemi virus Corona.

Kementerian Perdagangan China mengatakan ASEAN dan China telah menjadi mitra dagang terbesar, dengan total perdagangan dari Januari hingga Agustus mencapai $ 416,5 miliar (Rp 6 kuadriliun), menurut media pemerintah China.

Tetapi ketegangan juga terjadi antara blok negara-negara Asia Tenggara dan China karena tindakan agresif Beijing yaitu mengklaim 1,3 juta mil persegi Laut China Selatan.

Dalam beberapa tahun terakhir, meskipun ada keberatan dari negara tetangganya dan keputusan pengadilan internasional, China tetap memiliterisasi pulau-pulau yang ada di sana. Kapal penangkap ikan ilegal dari China juga seringkali memasuki perairan teritorial negara lain.

Load More
3 dari 3 halaman

Ketegangan di Laut China Selatan dan Laut China Timur

Kapal perusak milik AS berlayar ke Laut China Selatan (AFP/US Navy)

Washington telah lama keberatan dengan tindakan Beijing, AS meningkatkan tantangannya tahun ini dengan secara resmi menolak klaim China dan memberikan sanksi kepada puluhan perusahaan China karena membangun pulau buatan.

Pada bulan Juli, dua kapal induk Angkatan Laut AS melakukan latihan militer bersama di laut untuk pertama kalinya dalam enam tahun terakhir untuk unjuk kekuatan. AS juga terlibat dengan Quad, sebuah aliansi dengan Australia, Jepang, dan India yang membuat Beijing kecewa.

Sebagai informasi, China tidak hanya melakukan ekspansi pada Laut China Selatan, namun juga pada Laut China Timur.

Pada hari Senin, Penjaga Pantai Jepang (JCG) mengatakan bahwa dua kapal China memasuki perairan teritorialnya di dekat Senkakus, satu set pulau yang disengketakan dengan panas di Laut China Timur, atau yang dikenal sebagai Diaoyus oleh China.

Dua kapal patroli Penjaga Pantai China telah berada di daerah itu sejak Minggu dan telah berusaha mendekati kapal-kapal penangkap ikan Jepang di daerah itu untuk membuat mereka meninggalkan apa yang dianggap China sebagai perairan teritorialnya.

Jepang baru-baru ini meningkatkan anggaran pertahanannya ke jumlah tertinggi yang pernah ada. Hal tersebut disebakan karena keluhan gangguan "tanpa henti" ke perairan sekitar Senkakus, yang meliputi daerah sumber perikanan dan potensi cadangan minyak serta gas alam. 

 

Reporter: Ruben Irwandi

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya