Perusahaan Farmasi Eli Lilly Klaim Temukan Obat yang Ampuh Lawan Kanker Payudara

Obat yang disebut Verzenio, juga dikenal sebagai abemaciclib, dikombinasikan dengan terapi endokrin adjuvan, diklaim mengurangi risiko kekambuhan kanker payudara sebesar 25%

oleh Fitri Syarifah diperbarui 24 Sep 2020, 07:00 WIB
Kanker Payudara | pexels.com/@padrinan

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan farmasi yang berpusat di Indiana, AS, Eli Lilly mengumumkan hasil positif dari obatnya yang dapat melawan kanker payudara.

Obat yang disebut Verzenio, juga dikenal sebagai abemaciclib, dikombinasikan dengan terapi endokrin adjuvan, diklaim mengurangi risiko kekambuhan kanker payudara sebesar 25 persen bagi mereka yang memiliki subtipe umum kanker payudara. Perawatan kombo juga menurunkan risiko pengembangan penyakit metastasis (penyebaran sel kanker dari satu organ atau jaringan tubuh ke organ atau jaringan tubuh lainnya) sebesar 28 persen, dengan tingkat penurunan tertinggi pada hati dan tulang.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker payudara adalah kanker paling umum di antara wanita di seluruh dunia. Subtipe yang disebut reseptor hormon positif (HR +), reseptor faktor pertumbuhan epidermal manusia 2-negatif (HER2-) berisiko tinggi terkena kanker payudara dini. Berdasarkan penelitian terpisah, sekitar 70 persen kanker payudara adalah HR +, HER2-, subtipe yang paling umum, dan 30 persen orang yang didiagnosis dengan subtipe ini menghadapi risiko kanker berulang, dan kemungkinan penyakit metastasis yang tidak dapat disembuhkan.

Temuan Lilly berasal dari uji coba fase 3 acak yang sedang berlangsung yang disebut monarchE, yang melibatkan 5.637 pasien dengan subtipe kanker payudara di 38 negara.

Percobaan ini melibatkan pengobatan dua tahun dengan Verzenio (150 mg dua kali sehari) ditambah terapi endokrin versus terapi endokrin adjuvan saja. Setelah dua tahun, pasien akan melanjutkan terapi endokrin selama lima hingga 10 tahun, kata perwakilan perusahaan. Uji coba monarchE akan dilanjutkan hingga tanggal penyelesaian yang diharapkan, sekitar Juni 2027.

"Tujuan utamanya adalah kelangsungan hidup bebas penyakit invasif (Invasive Disease-Free Survival) yang mencakup lamanya waktu sebelum kanker muncul kembali, kanker baru berkembang atau kematian," kata perwakilan perusahaan.

 

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Hasil Penelitian akan Diserahkan ke Lembaga Regulasi

Gambar Tangkapan Layar Ilustrasi Kanker Payudara (sumber: Facebook)

Penemuan ini dipresentasikan dalam Presidential Symposium at the European Society for Medical Oncology 2020 Virtual Congress dan dipublikasikan di Journal of Clinical Oncology.

“Ini adalah tonggak penting bagi orang yang hidup dengan risiko tinggi HR +, HER2- kanker payudara dini. (Verzenio) berpotensi menjadi salah satu kemajuan pengobatan paling penting dalam dua dekade terakhir untuk populasi pasien kanker payudara ,” kata Dr. Stephen Johnston, profesor dokter kanker payudara dan konsultan onkologi medis di The Royal Marsden NHS Foundation Trust dan penyidik ​​utama untuk uji coba monarchE.

Menurut Johnston, jika obat tersebut disetujui maka bisa sekaligus mewakili standar baru perawatan untuk pasien kanker payudara.

Sebagaimana setiap obat memiliki efek samping, Verzenio juga memiliki efek samping. Diare, neutropenia (jumlah sel darah putih rendah) dan kelelahan merupakan efek samping yang umumnya dialami peserta uji coba obat Verzenio.

“Kami sangat senang bahwa Verzenio telah menunjukkan penurunan risiko kambuhnya orang dengan HR +, HER2- risiko tinggi kanker payudara dini,” kata Dr. Maura Dickler, wakil presiden, perkembangan fase akhir, Lilly Oncology. Betapa tidak, hasilnya yang menjanjikan kelangsungan hidup bebas penyakit invasif, tentu memberikan harapan bagi setiap orang dengan risiko tinggi kanker payudara dini yang sebelumnya hidup dengan penuh kekhawatiran.

"Lilly akan menyerahkan hasil ini ke lembaga regulasi di seluruh dunia secepat mungkin," tambah Dickler.

3 dari 3 halaman

Infografis Hidup Sehat Hindari Kanker

Infografis Hidup Sehat Hindari Kanker (Liputan6.com/Yoshiro)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya