Anak Buah Menko Luhut Ramai-Ramai Kunjungi Kawasan Industri Batang

Sejumlah pejabat dari kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Jawa Tengah

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Sep 2020, 20:25 WIB
Sejumlah pejabat dari kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang (Dok: Humas)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pejabat dari kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Jawa Tengah.

Dalam kunjungan tersebut, Plt Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Ayodhia GL Kalake mengatakan pemerintah siap mengurus berbagai permasalahan yang bisa mengganggu proses pembangun KIT batang.

"Kami siap membantu jika ada permasalahan yang harus dikoordinasikan dengan pemerintah pusat. Kami akan membantu lewat rakor dengan pemangku kepentingan," kata Ayodhia dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (7/9/2020).

Begitu juga jika ada berbagai pertanyaan dari investor baik domestik maupun asing yang bertanya tentang insentif dan penerapan pajak di KIT Batang. Pemerintah pusat akan memberikan penjelasan dan menjadikan hal ini sebagai salah satu cara untuk menarik modal dari para Pengusaha.

KIT Batang berada di lokasi strategis, karena dekat dengan jalur tol Trans Jawa dan juga rel kereta api serta berada di tepi pantai. Rencananya ada 4 konsorsium yang berperan dalam proyek strategis tersebut. Meraka adalah PT Pembangunan Perumahan (Persero) , KIW, PTPN9 dan Perusda Batang. Dalam hal ini PT Pembangunan Perumahan akan menjadi konsorsium utama.

Pembangunan KIT Batang ini diusulkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Proyek Strategis Nasional (PSN). Usulan ini pun saat ini sedang ditindaklanjuti Sekretariat Negara. Sebab, dari sudut pandang pengembangan wilayah, Batang dinilai memiliki potensi lain.

Di bagian selatan Batang merupakan dataran tinggi dengan udara yang sejuk. Memiliki pemandangan berupa pegunungan dan perkebunan yang bisa menjadi daya tarik wisata alam. Selain itu ada sekitar 25 KK warga nelayan yang bakal tertutup terisolasi akibat proyek KIT Batang.

"Ada beberapa warga kampung nelayan sekitar 25 KK yang jika akses jalannya tertutup akan terisolasi supaya diberikan akses kepada mereka," kata Asisten Deputi Infrastruktur Pengembangan Wilayah, Djoko Hartoyo .

Asisten Deputi Infrastruktur Konektivitas Rusli Rahim lebih menekankan pada kesesuaian tata ruang/pola ruang, aksesibilitas, utilitas dan keterpaduan dengan sektor lain. Menurutnya sisi aksebilitas sudah bagus, karena lokasi KIT B dilalui jalan tol dan kereta api, dan direncanakan akan ada dryport.

Dia mengusulkan agar pembangunan kawasan industri jangka panjang ini terpadu dengan sektor lainnya. Sebab tak jauh dari lokasi tersebut terdapat kawasan industri Kendal.

Diharapkan masing-masing kawasan industri memiliki produk-produk andalan. Terpenting memiliki perencanaan kawasan terkuat pengelolaan limbah.

"Tidak kalah penting utilitas, karena suatu perencanaan kawasan harus punya 1 strategi terkait air limbah, air bersih, dan listrik," kata Rusli.

Merdeka.com

2 dari 2 halaman

Infrastruktur Listrik

Ilustrasi sutet listrik.

Asisten Deputi Industri Pendukung Infrastruktur Kemenko Marves Yohannes Yudi Prabangkara mengatakan infrastruktur PLN Jateng harus dihitung lagi. Menyesuaikan dengan jenis listrik yang diharapkan Kawasan Industri baik itu listrik curah atau premium. Konsepnya pun diminta , agar terintegrasi dengan kawasan industri lainnya.

"Konsep terintegrasi dengan laut melalui penyebrangan laut dan pengembangan kawasan pantai wisata. Posisi Kp. Nelayan, akan dipertahankan eksistensinya, supaya saling menjembatani antara masyarakat dan KIT," kata dia.

Sebagai informasi, berdasarkan data yang dimiliki PT PP, keseluruhan total lahan KIT yakni 4.300 hektar . Terbagi dalam beberapa klaster-klaster. Klaster 1 seluas 3.100 hektar dan sudah memulai fase pengerjaan di tahun 2020. Klaster 2 seluas 800 hektar dan klaster 3 seluas 400 hektar direncanakan infrastrukturnya pada tahun 2021.

Terkait akses jalan, pada awal Desember tahun ini, akses jalan target sudah mencapai 70 persen. Sisanya sebesar 30 persen akan selesai pada pada Maret tahun 2021.

PP juga susah mengurus dokumentasi tanah, terkait perizinan dan juga terus berkoordinasi dengan Pemkab Batang untuk percepatan proyek KIT. Mengenai persoalan lahan, PTPN 9 menyebut pihaknya sedang mengurus izin lokasi. Kemudian, PTPN9 juga meminta rekomendasi dari Kementerian ATR BPN terkait kesesuaian Tata Ruang.

Selain itu, KIT Batang sudah mulai dilirik perusahaan asing. Sebuah perusahaan baterai kenamaan dari Korea Selatan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya