Israel Temukan Artefak Istana dari Zaman Kerajaan Yehuda

Israel menemukan harta karun yang disebut sebagai bukti peninggalan Kerajaan Yehuda.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 04 Sep 2020, 06:44 WIB
Israel menemukan artefak langka di sekitar Yerusalem. Dok: Facebook Israel Antiquities Authority.

Liputan6.com, Yerusalem - Arkeolog Israel menemukan artefak bangunan yang disebut berasal dari era Kerajaan Yehuda. Artefak tersebut berupa bagian bangunan mewah seperti istana.

Dilansir BBC, Jumat (4/9/2020), artefak-artefak itu dimteukan di selatan Kota Lama di Yerusalem. Istana itu diduga dibangun pada abad ke-8 atau 7 sebelum masehi.

Artefak-artefak itu juga dikuburkan secara rapih dan kini berada di tangan Israel Antiquities Authority (IAA).

Direktur IAA, Ya'akov Billig, memamerkan temuannya di akun Facebook resmi IAA. Dua temuan yang menurutnya paling bagus adalah kepala pilar yang menurunya berfungsi sebagai penyangga patio di lantai atas istana.

"Temuan-temuan ini kemungkinan adalah bagian dekorasi atau penyangga sebuah patio dari istana atau vila kerajaan," ujar Billig.

Israel menemukan artefak langka di sekitar Yerusalem. Dok: Facebook Israel Antiquities Authority.

IAA menduga bangunan itu adalah milik salah satu Raja Yahudi atau keluarga bangsawan selama periode First Temple antara zaman Raja Hizkia dan Raja Yosia . Bangunan itu disebut memiliki pemandangan indah ke Kota Daud dan Bukit Bait Suci.

Bangunan itu kemungkinan hancur pada tahun 586 SM ketika Babilonia menyerang Israel. Arkeolog Israel akan terus meneliti artefak ini untuk mengetahui siapa yang menguburnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Arab Saudi dan Bahrain Izinkan Pesawat Israel Gunakan Wilayah Udaranya

Bendera Israel dan Uni Emirat Arab berjejer di jalan di kota pesisir Israel, Netanya, pada 16 Agustus 2020. (AFP/Jack Guez)

Arab Saudi mengizinkan semua penerbangan antara [Israel ](4336141 "" ) dan Uni Emirat Arab agar bisa melewati wilayah udara Saudi. Izin ini tidak berlaku untuk penerbangan Israel ke daerah lain.

Dilaporan Axios, Uni Emirat Arab telah melobi Arab Saudi untuk mendapat izin ini selama dua minggu terakhir. Amerika Serikat diduga turut berperan dalam mendapat izin. 

Dua pesawat maskapai EL AL dari Israel telah mendapatkan izin tersebut. Izin diberikan oleh otoritas penerbingan Arab Saudi.

Setelah Arab Saudi, kini giliran Bahrain yang ikut memberi izin ke Israel.

Kerja sama di area penerbangan merupakan satu dari sekian sektor yang akan dijajaki Israel dan Uni Emirat Arab setelah normalisasi diplomatik antara kedua negara. Sektor lainnya termasuk investasi, keamanan, kesehatan, dan sebagainya.

Uni Emirat Arab adalah negara pertama di Jazirah Arab yang menormalisasi hubungan dengan Israel. Keputusan itu dikecam oleh Palestina. 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya