Kasus COVID-19 di Selandia Baru Bertambah Lagi, Opsi Perpanjang Lockdown Menguat

Kasus baru Virus Corona COVID-19 di Selandia Baru telah bertambah menjadi 17 orang. Hal tersebut memperkuat kemungkinan lockdown selama tiga hari yang diterapkan di Auckland, akan diperpanjang.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 13 Agu 2020, 17:32 WIB
Dua wanita yang mengenakan masker melintas di jalan Kota Auckland, Selandia Baru, Rabu (12/8/2020). Kota terbesar di Selandia Baru, Auckland, pada 12 Agustus 2020 kembali memberlakukan Siaga COVID-19 Level 3 selama tiga hari setelah empat kasus terkonfirmasi pada 11 Agustus 2020. (Xinhua/Li Qiaoq)

Liputan6.com, Wellington- Kasus Virus Corona COVID-19 di Selandia Baru bertambah menjadi 17 orang. Saat ini, pelacakan sumber dari infeksi baru tersebut masih diberlakukan.

Direktur Jenderal kesehatan Selandia Baru, Ashley Bloomfield menyatakan, ada 13 infeksi baru Virus Corona COVID-19 yang dikonfirmasi di Auckland, di mana semuanya dialami empat anggota keluarga. 

Sementara itu, juga terdapat seorang siswa di antara kasus baru itu, menurut Bloomfield, dari salah satu sekolah menengah terbesar di Selandia Baru, yang memiliki lebih dari 3.000 pelajar.

Kemunculan dan lonjakan kasus baru Virus Corona COVID-19 tersebut mengakhiri rekor Selandia Baru dalam 102 hari tanpa mencatat infeksi di dalam negeri.

Kendati demikian, lonjakan kasus baru memperkuat kemungkinan lockdown selama tiga hari yang diterapkan di Auckland akan diperpanjang, mengingat tim petugas kesehatan masih mencari asal dari virus dan meningkatkan pengujian di kota tersebut.

Perdana Menteri Jacinda Ardern memprediksi kemungkinan munculnya lebih banyak kasus baru. "Seperti yang kita lihat dari wabah pertama, keadaan akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik," tuturnya, dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi.

Selain itu, PM Ardern juga menerangkan, semua kasus COVID-19 sejauh ini berada dalam satu klaster terbatas di Auckland. Ardern mengatakan, "Anda bisa melihat keseriusan situasinya." 

"Meskipun serius, ini ditangani dengan cara yang mendesak tetapi tenang dan metodis," ungkap Ardern.

Tidak hanya itu, Bloomfield juga menyatakan pihaknya akan mengeksplorasi semua kemungkinan rute penularan. "Kami ingin mengetahui seberapa besar itu (penyebaran virus) secepat mungkin, jadi kami sudah menguji semua kontak dekat, kontak biasa, tempat kerja, terkait keluarga," ujar Bloomfield kepada TVNZ

"Inilah yang ingin kami lakukan secepat mungkin untuk mengetahui seberapa luas wabah itu dan siapa kasus pertama yang mungkin terjadi," jelasnya.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Antisipasi dari Otoritas Kesehatan

Orang-orang mengantre di depan sebuah pasar swalayan, Kota Auckland, Selandia Baru, Rabu (12/8/2020). Kota terbesar di Selandia Baru, Auckland, pada 12 Agustus 2020 kembali memberlakukan Siaga COVID-19 Level 3 selama tiga hari setelah empat kasus terkonfirmasi pada 11 Agustus 2020. (Xinhua/Wilson)

Menurut Bloomfield, setiap keputusan untuk memperpanjangnya tergantung pada hasil penyelidikan infeksi baru selama 24 jam ke depan. "Masih terlalu dini untuk mengatakan, tetapi kita akan mendapat lebih banyak informasi besok," kata Bloomfield.

Sementara terkait informasi mengenai asal dari virus yang diimpor melalui pengiriman, oleh seorang pria yang bekerja di ruang pendingin untuk barang-barang impor, Bloomfield menanggapi dengan mengatakan, "Hal itu mungkin terjadi, bisa juga tidak benar, tetapi itu adalah sesuatu yang perlu kami sampingkan."

Kasus COVID-19 yang ditemukan pada seorang warga tersebut bersama dengan beberapa anggota keluarganya yang berisiko, menurut Bloomfield, telah dipindahkan ke karantina dari rumah mereka.

"Ini akan membantu kami mencegah penyebaran yang tidak disengaja lebih lanjut di masyarakat," jelas Bloomfield.

Selain itu, Bloomfield juga menekankan, bahwa otoritas kesehatan selalu mengantisipasi kembalinya Virus Corona COVID-19, bahkan jika hal itu mengejutkan beberapa orang, Terlepas dari keberhasilan Selandia Baru sebelumnya dalam menangani virus dengan hanya mencatat 22 kematian dari populasi lima juta penduduk.

Bloomfield mengatakan, "Seperti yang akan Anda ingat, pada pekan lalu saya sudah berbicara tentang waktunya - bukan jika."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya