Kontrak Tempat Isolasi Pasien Reaktif Covid-19 Gunungkidul Habis, Solusinya?

Wisma Wanagama memang sangat strategis untuk dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19

oleh Hendro diperbarui 10 Agu 2020, 13:00 WIB
Tim dokter melakukan pengecekan alat ventilator di ruang ICU RS Pertamina Jaya, Jakarta, Senin (6/4/2020). Secara keseluruhan RSPJ memiliki kapasitas 160 tempat tidur dengan 65 kamar isolasi dengan negative pressure untuk merawat pasien yang positif Corona. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Gunungkidul - Wisma Wanagama milik Universitas Gajah Mada Yoygakarta yang selama ini dijadikan tempat Isolasi pasien rapid tes reaktif oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul telah habis masa kontraknya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, wisma Wanagama sendiri awalnya dipinjam pemerintah selama satu bulan.

Namun, karena masih masa tanggap darurat Covid-19 belum berkahir, maka peminjaman lokasi diperpanjang hingga bulan Juli 2020.

“Kalau ndak salah, perjanjian pertama bulan Mei itu semula 37 hari atau berakhir pada 30 juni 2020. kemudian masa Pendemi belum berakhir maka perjanjiannya diperpanjang hingga 31 Juli 2020,” kata Edy.

Lokasi Wisma Wanagama memang sangat strategis untuk dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19. selain berada di tengah hutan, tempat tersebut merupakan lokasi praktek lapangan dan kegiatan mahasiswa UGM.

Namun begitu, dari pihak UGM baru akan menggunakan wisma Wanagama pada bulan September 2020 ini. Pemkab Gunungkidul pun diberikan waktu untuk mencari lokasi baru untuk isolasi.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Langkah Dinkes Gunungkidul

Pemerintah Kepulauan Mentawai menyiapkan satu homestay untuk tempat isolasi atau karantina bagi ODP.

Sampai saat ini, setidaknya masih ada tujuh pasien reaktif rapid test yang diisolasi di Wisma Wanagama tersebut. Kini Dinas Kesehatan Gunungkidul sedang menyiapkan puskesmas yang ada untuk menampung pasien reaktif selain di RSUD Saptosari.

“Dinkes sedang mencari, kemungkinan dalam minggu ini ditentukan lokasi penggantinya,” ucap Edy.

Sementara itu, Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty saat dikonfirmasi membenarkan perihal tersebut. Pihaknya mencari puskesmas yang mampu menampung pasien reaktif rapid tes.

“Wanagama mau dipakai oleh UGM, kita lagi menyiapkan salah satu alternatifnya, puskesmas,” ucap Dewi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya