Perbankan Syariah Diminta Berinovasi dalam Model Bisnis di Tengah Pandemi

Salah satu yang harus menjadi fokus perbankan syariah adalah melakukan inovasi model bisnis produk tertentu.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jul 2020, 18:46 WIB
Ilustrasi bank (Sumber: Istockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta, lembaga keuangan syariah terus memperbaiki diri dan meningkatkan peran di sektor riil dengan multiplier effect tinggi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ini harus dilakukan mengingat lembaga keuangan syariah menghadapi tantangan luar biasa di tengah pandemi Virus Corona. 

Salah satu yang harus menjadi fokus perbankan syariah adalah melakukan inovasi model bisnis produk tertentu. Di mana inovasi perlu dikembangkan namun dengan tetap mengedukasi masyarakat mengenai elemen risiko sehingga label syariah akan identik dengan label kepercayaan dan kemanan.

"Ini merupakan tantangan berat dalam mengelola dana masyarakat agar terus berkembang dan tidak menjadi investasi yang menimbulkan ketidakpercayaan," ujar Sri Mulyani saat memberikan paparan dalam diskusi online, Jakarta, Kamis (23/7/2020).

Lembaga keuangan syariah dalam penjagaan kehidupan dan harta tentunya perlu terus meningkatkan strategi terutama dalam kondisi dengan eskalasi risiko saat ini.

Melalui berbagai strategi penawaran melalui pembiayaan produk syariah untuk pembangunan sektor produktif seperti pertanian, ketahanan pangan dan perumahan.

"Semua harus dikelola amanah dengan tata kelola yang baik, dengan kompetensi tinggi sehingga kepercayaan masyarakat menjadi semakin kuat. Lembaga keuangan syariah perlu menunjukkan keunikan sebagai instrumen inklusif, gotong-royong, adil, transparan serta memiliki tingkat kepercayaan dan kepastian yang tinggi sehingga bisa menumbuhkan peranan makin besar di industri keuangan syariah di Indonesia," papar dia.

Di dalam kondisi pembatasan sosial akibat pandemi, digital teknologi memungkinkan meningkatnya berbagi aktivitas termasuk keuangan syariah.

"Saya berharap keuangan syariah terus melakukan transformasi dan mempergunakan trasformasi digital sebagai cara efektif menjangkau masyarakat luas dengan kepecayaan terus dipelhiara," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Sri Mulyani Ingatkan Perbankan Syariah Waspadai Resiko Kredit Macet

Ilustrasi Bank

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan perbankan syariah mewaspadai potensi resiko pembiayaan macet atau non performing fund (NPF) di tengah pandemi Virus Corona. NPF menjadi salah satu penentu industri perbankan syariah bisa bangkit lagi sesudah pandemi.

"Peningkatan risiko tidak hanya mempengaruhi kemampuan lembaga syariah untuk memberi pembiayaan dan mendorong pemulihan ekonomi. Kenaikan risiko perbankan syariah dalam bentuk NPF jadi salah satu menentukan kemampuan bertahan dan bangkit lagi," ujarnya, Jakarta, Kamis (23/7).

Sri Mulyani melanjutkan, peningkatan risiko tersebut disebabkan semakin banyaknya kegiatan yang terhenti akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah di Indonesia. Segala macam sektor usaha terpaksa menghentikan sementara usahanya untuk menghindari penyebaran virus.

"Penerapan kebijakan pembatasan sosial telah menyebabkan menurunnya berbagai kegiatan di sektor yang tadi disebutkan, manufaktur, perdagangan dan bahkan proyek-proyek juga mengalami penurunan atau pembatalan," katanya.

Selain itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menilai, perbankan syariah juga tidak luput dari risiko pengetatan likuiditas. Ini sama seperti yang dialami perbankan konvensional saat ini.

"Waspadai risiko peningkatan kesulitan likuiditas, penurunan aset keuangan, penurunan profitabilitas dan risiko pertumbuhan perbankan syariah yang mengalami perlambatan atau bahkan negatif," tandasnya.

Reporter: Anggun P Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya