Menanti Data Manufaktur China, Bursa Saham Asia Dibuka Menguat

Indeks saham asia dibuka menguat pada Selasa pagi ini

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 30 Jun 2020, 09:00 WIB
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Saham di Asia Pasifik naik pada perdagangan Selasa pagi karena investor menunggu rilis Indeks Pembelian Manajer manufaktur resmi China.

Dikutip dari CNBC, Selasa (30/6/2020), Nikkei 225 di Jepang naik 1,75 persen pada awal perdagangan, menyusul penurunan lebih dari 2 persen pada hari Senin. Indeks Topix juga menambahkan 1,5 persen. Di Korea Selatan, Kospi naik 1,39 persen.

Sementara itu, S & P / ASX 200 di Australia menguat 0,66 persen.

Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,33 persen lebih tinggi.

Investor menunggu rilis PMI manufaktur resmi China untuk Juni, dijadwalkan akan dirilis sekitar jam 9:00 pagi HK / SIN pada hari Selasa. Ekonom dalam jajak pendapat Reuters memiliki perkiraan median 50,4 untuk cetak data, di atas level 50 yang menunjukkan ekspansi dalam aktivitas.

Sementara itu, produksi industri Jepang pada Mei turun 8,4 persen bulan ke bulan, menurut data yang dirilis Selasa dalam laporan awal oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri negara. Itu adalah penurunan yang lebih besar dari perkiraan pasar median penurunan 5,6 persen oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Perkembangan Virus Corona

Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Perkembangan seputar pandemi coronavirus juga akan terus diawasi, dengan kepala Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesu memperingatkan Senin bahwa "yang terburuk belum datang."

"Meskipun banyak negara telah membuat beberapa kemajuan, secara global, pandemi ini sebenarnya sedang meningkat," katanya saat konferensi pers virtual dari kantor pusat Jenewa. “Kita semua ingin ini selesai. Kita semua ingin melanjutkan hidup kita, tetapi kenyataan yang sulit adalah bahwa ini bahkan belum berakhir,” tambahnya.

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 97,4 setelah sebelumnya diperdagangkan pada level di atas 97,5.

Yen Jepang diperdagangkan pada 107,58 per dolar setelah melemah tajam dari level di bawah 107,5 kemarin. Dolar Australia berpindah tangan pada USD 0,6869 setelah turun ke level sekitar USD 0,685 kemarin.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya