Gara-Gara Corona, Kemiskinan Indonesia Diprediksi Naik 9,7 Persen di 2020

Tingkat kemiskinan bisa mencapai 9,7 persen sampai dengan 10,2 persen, di mana pengangguran juga akan meningkat sekitar 8,1 persen-9,2 persen.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 24 Jun 2020, 11:10 WIB
Suasana pemukiman padat penduduk di kawasan bantaran kali Ciliwung, Jakarta, Kamis (16/4/2020). Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap proyeksi pemerintah terhadap angka kemiskinan naik dari 9,15 persen menjadi 9,59 persen akibat pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Tahun ini, kemiskinan di Indonesia diperkirakan mengalami kenaikan utamanya imbas pandemi Covid-19 mencapai 9,7 persen, atau lebih tinggi 0,5 poin dari tingkat kemiskinan bulan September 2019.

Dengan demikian, Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial Kementerian PPN/Bappenas, Maliki menyebutkan perlunya intervensi untuk menekan pertumbuhan ini.

"Skenario kita cukup berat karena memang pertumbuhan ekonomi masih relatif akan berubah-ubah, dan dengan skenario yang paling memungkinkan sekarang ini dan ini juga sudah didiskusikan dengan DPR pertumbuhan ekonomi akan mencapai sekitar -0,4 persen sampai 1 persen," ujar Maliki dalam webinar Pemanfaatan SEPAKAT untuk Pemulihan Dampak COVID-19 Terhadap Sosial Ekonomi Daerah, Rabu (24/6/2020).

Dengan skenario tersebut, kata Maliki, tingkat kemiskinan bisa mencapai 9,7 persen sampai dengan 10,2 persen, dimana pengangguran juga akan meningkat sekitar 8,1 - 9,2 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Masyarakar Rentan Terkena Dampak Corona

Anak-anak bermain di pemukiman kumuh, Muara Angke, Jakarta, Rabu (3/8). Badan Pusat Statistik DKI Jakarta melansir angka kemiskinan Ibu Kota pada bulan Maret 2016 mencapai 384,3 ribu orang atau 3,75%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun masyarakat yang cukup rentan terkena dampak Covid-19 lebih besar adalah penduduk dengan pekerjaan di sektor informal. Menurut data Susenas, penduduk yang bekerja di sektor informal ini sekitar 65 persen.

"Pandemi ini akn menyebabkan pergeseran status sosial ekonomi dari miskin menjadi miskin, kemudian dari miskin menjadi miskin kronis, bahkan yang biasanya kita sebut menuju menengah itu pun sangat rentan untuk menjadi kelompok rentan," ujar dia.

Adapun kemungkinannya, dipaparkan Maliki sebesar 55 persen dengan urutan kelas atas, kelas menengah, menuju kelas menengah, rentan, miskin, dan miskin kronis.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya