Temui Menko Luhut, Pakar Ekonomi UI Bahas Utang hingga Keuangan Negara

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menerima kehadiran Dosen Senior Universitas Indonesia Djamester Simarmata.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jun 2020, 17:35 WIB
Menkomaritim Luhut Binsar Panjaitan memberi sambutan saat menghadiri penandatanganan kerja sama antar bank sindikasi di Jakarta, Jumat (29/12). Kerja sama antar bank tersebut sebesar 19,25 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan hari ini menerima kehadiran Dosen Senior Universitas Indonesia Djamester Simarmata. Pada pertemuan tersebut keduanya berdiskusi terkait berbagai hal terkait kebijakan ekonomi Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut keduanya membahas utang dan kondisi keuangan negara. Termasuk juga membahas ekonomi makro.

Juru bicara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi tak menampik dalam diskusi tersebut terjadi perdebatan ilmiah dan konstruktif.

"Diskusi berlangsung sangat menarik. Kami menyajikan data yang terjadi sampai hari ini. Walaupun ada perbedaan pandangan, namun masukan dari Pak Djamester sangat baik" kata Jodi di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta Pusat, Kamis (11/6).

Jodi menambahkan dalam diskusi itu Luhut didampingi beberapa Deputi dan Tenaga Ahli untuk membantu menyajikan data yang relevan. Diskusi seperti ini kata dia sangat dinantikan Luhut ketimbang disampaikan melalui media massa.

Sebab dengan cara seperti ini Luhut bisa mendengar kritik dan saran para pakar di berbagai bidang. Sehingga tidak membuat kegaduhan di masyarakat.

“Pertemuan semacam ini yang sebenarnya kita tunggu. Bertemu duduk bersama untuk mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan," kata Jodi.

"Banyak masukan yang sangat luar biasa, tanpa perlu menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Sangat fair saya kira,” kata Jodi.

Sebagai informasi Djamester merupakan dosen senior Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Djamester mengatakan pertemuan semacam ini perlu untuk terus diadakan agar semua pihak dapat berdiskusi secara langsung.

“Saya berterima kasih kepada pak Luhut, karena selama ini debat seperti ini tidak ada. Itu sangat bagus,” kata Djamester.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Menko Luhut Ramal Ekonomi Tumbuh di Bawah 2,97 Persen di Kuartal II 2020

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi, perekonomian nasional masih dihadapkan pada kondisi sulit pada kuartal II tahun ini. Perkiraannya, ekonomi Indonesia bisa tumbuh di bawah 2,97 persen pada kuartal II tahun ini.

"Pada Q1 memang kita plus 2,97 persen. Itu tergolong baik dibandingkan negara lain yang mengalami kontraksi. Tapi kita lihat Q2 mungkin lebih bawah lagi tumbuhnya," ungkap dia dalam sebuah Webinar, Jumat (6/5/2020).

Anjloknya pertumbuhan ekonomi domestik imbas dari pemberlakuan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang marak dilakukan sejumlah daerah. Aktivitas ekonomi menjadi tersendat dalam durasi lama.

Maka dari itu, Luhut mengatakan pemerintah fokus menggenjot 7 sektor industri unggulan yang ditargetkan memberikan sumbangsih hingga 69 persen terhadap ekonomi domestik.

Rinciannya ialah industri pengolahan, industri perdagangan besar maupun eceran, industri reparasi mobil atau motor, industri pertanian, jasa konstruksi, industri pertambangan, dan industri transportasi.

Nantinya, kinerja ketujuh sektor unggulan Indonesia akan dipaksakan untuk bisa seoptimal mungkin. Sehingga pertumbuhan ekonomi nasional dapat tumbuh lebih baik dibandingkan kuartal awal tahun 2020.

"Tapi lihat negara lain juga begitu kondisi ekonominya. Maka, kita masih tergolong baiklah," tegas Luhut.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com 

3 dari 3 halaman

Riset Morgan Stanley: Pemulihan Ekonomi Indonesia Tercepat Kedua Setelah China

Suasana gedung bertingkat nampak dari atas di kawasan Jakarta, Senin (7/11). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III 2016 mencapai 5,02 persen (year on year). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Morgan Stanley (MS) kembali mengeluarkan riset terbaru mengenai perkembangan negara-negara di Asia dalam menghadapi pandemi Corona Covid-19. Dalam riset tersebut Indonesia masuk dalam kategori grup negara di Asia di luar Jepang yang mengalami pemulihan ekonomi tercepat kedua.

Dalam riset yang berjudul “Tracking Covid-19 and real time indicators” Morgan Stanley mengkategorikan empat grup negara di Asia yang tercepat mengalami pemulihan ekonomi, yakni:

Grup pertama, negara China, masuk ke dalam kategori negara yang pertama mengalami goncangan ekonomi dan yang akan menjadi negara yang pertama pulih. Negara ini diperkirakan akan kembali menuju tahap PDB pra-COVID-19 pada kuartal III 2020.

Selanjutnya, Grup kedua, ada Filipina, Indonesia dan India sebagai negara-negara yang mengalami pemulihan ekonomi setelah China, mengingat orientasi permintaan domestik dan struktural yang lebih kuat.

“Apabila Covid-19 tidak memuncak pada kuartal II 2020 seperti yang diasumsikan oleh Morgan Stanley, maka pemulihan negara pada group kedua ini akan berada di bawah Grup ketiga,” tulis riset tersebut yang dikutip Liputan6.com, Kamis (28/5/2020).

Kemudian, Grup ketiga yaitu Korea dan Taiwan yang berorientasi pada ekspor sedang dan akan dipengaruhi oleh resesi global, yang terjadi pada kuartal kedua 2020. Namun, respons institusional untuk melawan Covid-19 telah sangat efektif dan beberapa indikator permintaan domestik sudah mulai membaik.

Sementara itu, untuk Grup keempat ada negara Thailand, Malaysia, Hong Kong dan Singapura, yang disebut akan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih yaitu pada kuartal pertama 2021.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya