Rapid Test dan Swab COVID-19 di Keputih Surabaya Kini Lebih Tertib

Untuk mengantisipasi terjadi kepadatan seperti sehari sebelumnya, Pemkot Surabaya telah menyiapkan kursi antrean.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jun 2020, 18:29 WIB
Badan Intelijen Negara (BIN) kembali melanjutkan rangkaian rapid test massal di Surabaya, Jawa Timur. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksanaan rapid test dan swab tes yang digelar Badan Intelijen Negara (BIN) bekerja sama dengan Pemkot Surabaya di Terminal Keputih, Surabaya, Jatim, Jumat pagi (5/6/2020) lebih tertib dan tertata dari sehari sebelumnya.

"Tes massal di Terminal Keputih terpantau pagi ini lebih kondusif tertata. Semoga terjaga hingga sore nanti," ujar Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti saat memantau pelaksanaan rapid test dan swab massal di Keputih, seperti dikutip dari Antara.

Diketahui pelaksanaan rapid test dan swab tes di Keputih Surabaya pada Kamis, 4 Juni 2020 tidak menerapkan protokol kesehatan dan physical distancing atau jaga jarak fisik. Hal itu terlihat ada ratusan warga yang mengikuti tes massal itu terlihat saling berdesakan saat sedang mengantre.

Bahkan ada beberapa yang datang tanpa mengenakan masker. Reni mengatakan, hingga pagi ini tes massal diikuti sekitar 500 warga. Dari jumlah tersebut yang sudah diperiksa sekitar 218 warga dan 22 warga dinyatakan reaktif.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Siapkan Kursi dengan Pengaturan Jarak

Hari ke-4 Rapid Test di Surabaya, BIN Temukan 187 Orang Reaktif (Istimewa)

Sementara itu, Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan untuk mengantisipasi terjadi kepadatan seperti sehari sebelumnya, pemkot telah menyiapkan kursi antrean.

Bahkan ratusan kursi pun ditata berjejer dengan pengaturan jarak. Hal ini dilakukan agar warga yang akan mengikuti tes itu tetap menerapkan physical distancing atau jaga jarak fisik serta protokol kesehatan lainnya.

"Kami siapkan kursi sebanyak 200 buah, mereka harus duduk dulu menunggu antrean," kata dia.

Menurut Irvan, ketika warga belum mendapat kursi antrean, mereka bisa pulang dulu atau menunggu di luar. Namun, ketika menunggu di luar mereka dilarang berkelompok atau bergerombol.

"Kita menyiagakan personel juga di luar untuk meminta mereka (warga) supaya menyebar dan tidak berkelompok," ujar Irvan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya