Demonstrasi Mengecam Kematian George Floyd Meluas hingga London dan Berlin

Demonstrasi mengecam kematian pria kulit hitam, George Floyd tidak hanya terjadi di Amerika Serikat, tapi hingga ke London dan Berlin.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 01 Jun 2020, 11:28 WIB
Ribuan orang berkumpul untuk demonstrasi damai dalam mendukung George Floyd dan Regis Korchinski-Paquet dan protes terhadap rasisme, ketidakadilan dan kebrutalan polisi, di Vancouver (31/5/2020). (Darryl Dyck / The Canadian Press via AP)

Liputan6.com, London - Ratusan orang melakukan protes di London dan Berlin pada Minggu 31 Mei 2020, dalam solidaritas dengan demonstrasi di Amerika Serikat atas kematian seorang pria kulit hitam, George Floyd. Kematian Floyd karena tak bisa bernafas akibat lehernya ditekan lutut seorang polisi terekam dalam video yang kemudian viral.

Para pengunjuk rasa berlutut di Lapangan Trafalgar London pusat, meneriakkan "Tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian", dan kemudian berbaris melewati Gedung Parlemen dan berakhir di luar Kedutaan Besar AS. Demikian seperti mengutip laman Channel News Asia, Senin (1/5/2020).

Ratusan demonstran juga menggelar unjuk rasa di luar Kedutaan Besar AS di Berlin, memegang poster yang bertuliskan "Keadilan untuk George Floyd", "Berhentilah membunuh kami" dan "Siapa di belakang".

Kematian George Floyd telah memicu gelombang protes di Amerika Serikat, melepaskan kemarahan lama yang membara atas bias rasial dalam sistem peradilan pidana AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

2 dari 2 halaman

Berujung Ricuh

Para pengunjuk rasa berkumpul di depan markas besar Departemen Kepolisian Austin di Austin, Texas (31/5/2020). unjuk rasa tersebut memprotes kematian George Floyd setelah dijepit di leher oleh seorang petugas kepolisian Minneapolis. (Jay Janner/Austin American-Statesman via AP)

Beberapa aksi demonstrasi telah berubah menjadi kekerasan ketika demonstran mulai memblokir lalu lintas, membakar dan bentrok dengan polisi anti huru hara.

Bahkan, beberapa di antaranya menembakkan gas air mata dan peluru plastik dalam upaya untuk memulihkan ketertiban.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya