Deretan Stimulus Bank Indonesia demi Hadapi Corona

Pemerintah Indonesia saat ini tengah mempersiapkan sejumlah kebijakan untuk keluar dari pandemi Covid-19

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Mei 2020, 18:18 WIB
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia saat ini tengah mempersiapkan sejumlah kebijakan untuk keluar dari pandemi Covid-19. Berbagai kebijakan yang dibuat kali ini berfokus pada pemulihan ekonomi nasional (PEN), salah satunya Bank Indonesia.

Dalam rangka memberikan dukungan kepada pemerintah, Bank Indonesia pun melakukan pelonggaran kebijakan. Baik kebijakan moneter maupun di sistem pembayaran.

"Dalam rangka pemulihan ekonomi, kita mengeluarkan pelonggaran kebijakan baik kebijakan moneter maupun di sistem pembayaran," kata Kepala Departemen Komunikasi, Bank Indonesia, Onny Widjanarko dalam Silaturahim Bank Indonesia bersama Media secara virtual, Jakarta, Jumat (29/5).

Onny melanjutkan, semakin hari nilai tukar rupiah terhadap dolar juga stabil. Selain itu, masih ada kebijakan akomodatif di tingkat suku bunga.

Bank sentral kata Onny berkomitmen dalam menyediakan dana likuiditas perbankan melalui repo SBN atau giro wajib minimum (GWM) yang sudah dilakukan. Lebih lanjut, pihaknya juga telah memberikan pelonggaran makro prudential yaitu BLN dan penurunan GWM.

"Transaksi tunai maupun non tunai yang disesuaikan, credit card juga tingkat suku bunganya diturunkan dan kita juga bersama dengan pemerintah memfasilitasi bansos tunai," tutur Onny.

Pelonggaran kebijakan Bank Indonesia terkait PEN lebih banyak tersentralisasi di fungsi intermediasi industri jasa keuangan dan sektor riil melalui perbankan. Melalui jalur ini, diharapkan ada mobilisasi dana dan penyaluran kredit ke sektor rill yang sekarang terhambat.

 

2 dari 2 halaman

Restrukturisasi Kredit

Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saat ini kata Onny, perbankan tengah fokus ke pelaksanaan program restrukturisasi kredit UMKM korporasi, dan komersial.

"Harapannya, kalau ini sudah betul, restrukturisasi sudah berhasil, likuiditasnya terus BI buka warung, sektor riil pulih kembali," kata dia.

Pulihnya sektor rill ini akan meningkatkan permintaan. Otomatis konsumsi, investasi dan kegiatan ekspor-impor meningkat juga.

PEN dan pemenuhan likuiditas yang tersedia di pasar diharapkan spending dan siklus ekonomi kembali berjalan. Sedikit banyak, kata Onny hal ini tergantung durasi pandemi yang berlangsung.

"Kita harap ini sudah mendekati ujungnya, kalau ini sudah diujungnya,," ungkap dia.

Sehingga usai pandemi berakhir akan terjadi pola kurva V. Jika semua terjadi sesuai perkiraan, maka akan tercipta kembali lapangan pekerjaan. Sebab, sebagaimana diketahui, pandemi ini berdampak pada PHK bagi karyawan di sejumlah daerah.

"Jadi dari likuiditas, ke sektor perbankan dan akhirnya ke sektor riil," kata Onny mengakhiri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya