Kisah Haru Petani Miskin Tolak BLT Meski Istri Derita Kanker Otak di Blora

Dengan kesadaran sendiri, surat pernyataan tertulis bermaterai ditanda tangani petani Blora ini, kemudian diserahkan kepada Kades Pengkoljagong Sugiyono agar dicoret dari daftar penerima BLT

oleh Ahmad Adirin diperbarui 24 Mei 2020, 18:00 WIB
Kondisi keluarga Bambang dan istrinya Siswati (Liputan6.com/Wabup Blora/Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Blora - Seorang petani di Kabupaten Blora, Jawa Tengah menolak Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa (DD). Alasannya, ia merasa masih mampu bekerja meskipun kondisi istrinya tak berdaya lantaran mengidap penyakit kanker otak.

Kisah haru itu dialami keluarga Bambang dan istrinya Siswati, warga Dukuh Jagong RT11 RW 03, Desa Pengkoljagong Kecamatan Doplang, Blora. Jika melihat kondisinya, mereka termasuk warga miskin pada umumnya. Rumahnya kecil, berlantaikan tanah dan berbilik papan kayu.

Meja dan kursi tamu yang terbuat dari kayu juga tampak seadanya. Cat pelitur warna cokelat di meja dan kursi sudah pudar bercampur debu. Sudah barang tentu, karena mebel itu langsung diletakkan di atas lantai tanah. Tanpa dilapisi karpet sebagaimana rumah-rumah gedongan.

Di samping meja dan kursi itu juga terlihat tempat tidur atau dipan sederhana. Ruang kecil itu tak hanya digunakan untuk menerima tamu namun juga sekaligus tempat tidur. Hal yang biasa terjadi pada keluarga miskin, menyatukan banyak ruang karena terbatasnya uang.

Tempat tidur yang digunakan berbaring Siswati tak kalah memprihatinkan. Kasur lusuh ditutup sprei seadanya. Beberapa bantal tampak mengganjal kepala dan leher Siswati agar posisi berbaringnya lebih nyaman.

Kain kelambu di atas dipan untuk mencegah nyamuk hanya dikaitkan dengan dinding. Sementara untuk sudut lainnya disangga kayu yang langsung ditancapkan ke lantai tanah. Meski tak teratur dan terkesan berantakan, fungsi utamanya melindungi Siswati dari gigitan nyamuk.

Kelambu ini juga berperan ganda, termasuk menutupi dari sengatan cahaya matahari yang menerobos dinding kayu. Papan yang tak rapat dan beberapa lubang, menyebabkan pancaran sang surya di Blora menyorot sejak pagi hingga menjelang Magrib.

Untuk mengusir hawa panas, sebuh kipas angin ditaruh di samping dipan. Putaran baling-baling cukup ampuh menjadikan angin bertiup sepoi-sepoi meski bercampur debu lantai.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Wabup Blora Kunjungi si Petani Miskin

Kondisi keluarga Bambang dan istrinya Siswati (Liputan6.com/Wabup Blora/Ahmad Adirin)

Pemandangan itu terlihat saat dikunjungi Wakil Bupati Blora, Arief Rohman pada Kamis (21/5/2020) lalu. Dia mengaku, simpati dengan keluarga petani itu lantaran berjiwa besar untuk mundur dari daftar penerima BLT Dana Desa.

Dengan kesadaran sendiri, surat pernyataan tertulis bermaterai ditanda tangani petani Blora ini, kemudian diserahkan kepada Kades Pengkoljagong Sugiyono agar dicoret dari daftar penerima BLT tersebut.

“Kami masih bisa kerja Pak. Istri saya juga menyetujui, sehingga lebih baik kami mundur dari daftar penerima bantuan itu. Supaya bisa diberikan kepada orang lain yang lebih berhak dan sudah tidak bisa bekerja,” ucap Bambang.

Saat dijenguk Arief Rohman, kondisi istrinya Siswati sedang terbaring di dipan karena kanker otak. Kondisinya tampak lemah karena dirawat seadanya oleh suami bersama keluarga.

“Memang istri saya sedang sakit, sudah satu tahunan. Sudah pernah berobat ke Solo. Tapi sekarang berhenti karena memang kondisinya sedang seperti ini, wabah di mana-mana jadi ya di rumah saja dulu,” ucap Bambang.

Mendengar penuturan itu, Arief Rohman mengapresiasi kegigihan Bambang dan istrinya. Meski sebagai petani dan penarik mesin traktor, Bambang beserta istri masih cukup mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di tengah masa pandemi Covid-19.

“Kemarin saya dapat kabar dari teman bahwa ada warga Pengkoljagong yang mundur dari BLT Dana Desa, sehingga kita tinjau dan ternyata Pak Bambang ini semangat kerjanya top. Masih giat bertani, sebagai penarik mesin traktor,” katanya.

“Kami doakan semoga pekerjaannya lancar, banyak job, dan Bu Siswati bisa segera menjalani pengobatan lanjutan sehingga sehat kembali, aamiin,” ucap Arief lagi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya