Dubes Tantowi Yahya Ungkap Jurus Selandia Baru dalam Menghadapi COVID-19

Dubes Tantowi Yahya ungkap cara Selandia Baru dalam menangani COVID-19 di negara tersebut

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 12 Mei 2020, 10:00 WIB
Ilustrasi bendera Selandia Baru (AFP)

Liputan6.com, Jakarta Banyak yang menyebut Selandia Baru sebagai salah satu negara yang cukup berhasil dalam menanggulangi COVID-19.

Tantowi Yahya, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Selandia Baru, Samoa, dan Kerajaan Tonga mengungkapkan bagaimana pemerintah di negara tersebut menangani COVID-19.

Tantowi mengatakan Selandia Baru merupakan negara yang cukup terakhir melaporkan kasus infeksi virus corona. Namun, karena hal tersebutlah mereka bisa belajar banyak dari COVID-19 di negara-negara lain.

"Sebagai negara yang kita sebut terakhir terdampak virus ini, tentu saja mereka menjadi prepare," kata Tantowi dalam siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada Senin (11/5/2020).

Tantowi mengatakan, Selandia Baru banyak belajar dari kasus-kasus di negara lain sehingga mereka siap dan tahu apa yang harus mereka lakukan.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Pembuatan dan Pemberlakukan Kebijakan

Tantowi Yahya dengan penampilan mirip seorang ustaz (Dok.Instagram/@tantowiyahyaofficialhttps://www.instagram.com/p/B_bsFZZjfjo/Komarudin)

Penanggulangan lain yang dilakukan oleh Selandia Baru adalah terkait kebijakan yang jelas dan dilaksanakan secara konsisten.

"Policy ini dibuat basisnya adalah sains dan pendapat para ahli serta akademisi," ujar pria yang juga penyanyi country itu mengungkapkan.

Dia mengatakan, dalam pembuatannya, Selandia Baru bisa menyelesaikan undang-undang dalam waktu mingguan atau harian.

"Mereka cepat mengeluarkan undang-undang. Terutama undang-undang untuk polisi. Polisi ini perlu dibekali undang-undang karena ketika nanti lockdown diberlakukan, terhadap pelanggaran-pelanggaran yang diberlakukan oleh publik, polisi itu harus berani untuk berani mengambil tindakan yang cepat bahkan keras," ujarnya.

Selain itu, dukungan parlemen terhadap pemerintah juga menentukan keberhasilan Selandia Baru terhadap penanganan COVID-19.

3 dari 4 halaman

Peran Media Massa

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern. (Liputan6/AP)

Tantowi mengatakan, media massa di negara tersebut juga punya peran dalam keberhasilan Selandia Baru dalam menghadapi virus corona. Ia mengatakan, informasi yang tidak benar menjadi salah satu sumber masalah atau kepanikan di tengah pandemi ini.

"70 persen masyarakat Selandia Baru itu mengandalkan informasinya dari sumber-sumber yang terverifikasi. 70 persen rakyat Selandia Baru ini masih baca koran. Posisi ini membuat pemerintah itu mudah dalam menyebarkan informasi-informasi kepada masyarakatnya."

Walaupun begitu, Tantowi mengatakan bahwa media setempat tidak meninggalkan daya kritisnya. Hanya saja terkait COVID-19, mereka benar-benar mendukung pemerintah dalam penanggulangan virus corona.

4 dari 4 halaman

Partisipasi Masyarakat

Peselancar bersiap berselancar saat matahari terbit di Pantai Sumner, Christchurch, Selandia Baru, Selasa (28/4/2020). Selandia Baru melonggarkan pembatasan lockdown akibat COVID-19 untuk membuka bagian ekonomi tertentu tetapi aturan jarak sosial masih akan berlaku. (AP Photo/Mark Baker)

Terkait media sosial, Tantowi mengatakan bahwa masyarakat Selandia Baru juga menggunakan media sosial.

"Sosmed itu tidak menjadi rujukan informasi sebagaimana terjadi di banyak negara. Distorsi informasi itu saya bisa katakan sangat rendah," ujarnya.

Dukungan masyarakat juga sangat penting dalam keberhasilan negara Selandia Baru dalam menghadapi virus corona. Tantowi mengatakan, warga yang telah terbiasa dengan krisis membuat pemerintah setempat jadi lebih mudah untuk melakukan penanggulangan COVID-19.

"Sehingga keberhasilan dari pemerintah dalam menanggulangi ini, kontributor terbesarnya adalah partisipasi dari masyarakatnya dalam bentuk disiplin yang sangat kuat," kata Tantowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya