Fraksi Demokrat Sarankan Program Jaring Pengaman Sosial Difokuskan pada BLT

Pemerintah sebaiknya memberikan bantuan langsung lewat program yang sudah dijalankan sebelumnya, bukan melalui program jenis baru.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Mei 2020, 04:22 WIB
Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Bramantyo Suwondo (tengah).

Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Bramantyo Suwondo, menyarankan pemerintah agar memfokuskan program jaring pengaman sosial pada Bantuan Langsung Tunai (BLT).

"Di saat yang sangat mendesak ini, bantuan untuk masyarakat haruslah disalurkan dengan cepat dan tepat sasaran, supaya masyarakat tetap bisa bertahan di bawah tekanan ekonomi," ujar Bramantyo di Jakarta, Selasa (5/5/2020).

Dia mengatakan, pemerintah sebaiknya memberikan bantuan langsung lewat program-program yang sudah pernah dijalankan sebelumnya, bukan melalui program jenis baru seperti Kartu Prakerja.

"Melihat terkendalanya pemberian sembako dan juga program Kartu Prakerja yang justru mengundang kritik, alangkah baiknya bila bantuan dari pemerintah itu dilaksanakan secara langsung dan konkret lewat program BLT," harap Bramantyo.

Selain itu, lanjut dia, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia kian bertambah. Berdasarkan laporan pemerintah pada Senin 4 Mei 2020, jumlah positif Corona di Indonesia sudah mencapai 11.587 orang, dengan 1.954 orang dinyatakan sembuh, dan angka kematian mencapai 864 jiwa.

"Selain menyebabkan krisis kesehatan, dampak negatif pandemi Covid-19 juga telah dirasakan dalam perekonomian nasional," papar Anggota Komisi X DPR ini.

Faktanya, ujar dia, Kementerian Ketenagakerjaan pada awal Mei ini mencatat jumlah pekerja yang dirumahkan dan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) sejauh ini mencapai 2,9 juta orang. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) bahkan memperkirakan jumlah korban PHK bisa mencapai 15 juta pekerja .

"Selain itu, industri UMKM pun turut merasakan dampak langsung pandemi ini. Hal ini mengkhawatirkan mengingat persentase masyarakat miskin (BPS: 9,22% pada September 2019) dan rentan miskin (aspiring middle class, World Bank: 45% atau 115 juta orang) di Indonesia masih tinggi," ujar Bramantyo.

Dengan semua fakta itu, menurut dia BLT layak diprioritaskan karena dapat meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat secara langsung di jangka pendek. Mengingat dampak negatif Covid-19 terhadap tenaga kerja, pendapatan masyarakat otomatis ikut menurun.

"Oleh karena itu, dengan BLT diharapkan masyarakat dapat berbelanja untuk memenuhi kebutuhan dasar. Tetapi, pemerintah juga harus memastikan kesediaan kebutuhan dasar di pasar," tegas Bramantyo.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Pengalaman Menyalurkan BLT

Apalagi, lanjut dia, Indonesia sebelumnya pernah memiliki pengalaman menyalurkan BLT, contohnya pada tahun 2005 dan 2008. BLT disalurkan melalui Bank BRI serta Pos Indonesia yang jaringannya luas.

Selain itu, berdasarkan riset yang dilakukan oleh SMERU, sebagian besar rumah tangga penerima BLT mengatakan bahwa program BLT ini sangat baik karena mampu memenuhi kebutuhan paling mendesak, di mana berdasarkan hasil survei sebagian besar dana BLT tersebut mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga seperti beras.

"Oleh karena itu, dengan pengalaman ini, diharapkan penyaluran BLT bisa lebih cepat dan tepat sasaran dibandingkan menjalankan program-program baru," Bramantyo memungkasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya