Trump Ancam Kenakan Tarif Baru ke China, Harga Emas Melonjak 1 Persen

Presiden Donald Trump mengancam untuk memberlakukan tarif baru di Cina.

oleh Septian Deny diperbarui 02 Mei 2020, 07:30 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melonjak lebih dari 1 persen pada perdagangan Jumat (Sabtu waktu Jakarta). Hal ini didorong oleh sentimen risiko memburuk di AS. Presiden Donald Trump mengancam untuk memberlakukan tarif baru di Cina.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (2/5/2020), harga emas di pasar spot naik 0,9 persen menjadi USD 1,695.21 per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,4 persen ke USD 1,700.90.

"Kami melihat beberapa kelemahan di pasar ekuitas AS.... Tampaknya Trump mengisyaratkan kebangkitan perang perdagangan," kata Phil Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures di Chicago.

"Banyak investor melikuidasi berbagai kelas aset yang mungkin terpengaruh oleh itu dan kembali ke investasi yang aman, khususnya emas," lanjut dia.

Trump mengatakan pada Kamis bahwa perjanjian dagangnya dengan China sekarang menjadi kepentingan sekunder pada pandemi virus corona dan ia mengancam tarif baru di Beijing, ketika pemerintahannya membuat langkah-langkah pembalasan atas wabah tersebut.

Dianggap sebagai investasi dengan nilai yang aman selama gejolak ekonomi atau politik, emas berada di jalur untuk membukukan penurunan lebih dari 1 persen untuk minggu ini karena lebih banyak ekonomi melonggarkan pembatasan dan karena investor menutupi kerugian di pasar yang lebih luas.

2 dari 2 halaman

Kinerja Manufaktur AS

Seorang pekerja mengecek mesin mobil Jeep Wranglers 2019 di pabrik perakitan Jeep Chrysler di Toledo, Ohio, AS (16/11). (AP Photo/Carlos Osorio)

Data baru menunjukkan aktivitas manufaktur AS merosot ke level terendah dalam 11 tahun pada bulan April ketika virus corona baru menimbulkan kekacauan pada rantai pasokan, mendukung pandangan analis bahwa ekonomi sedang tenggelam lebih dalam ke dalam resesi.

Emas cenderung mendapat manfaat dari stimulus ekonomi karena sering dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.

Untuk logam mulia lain, Palladium tergelincir 3,3 persen menjadi USD 1,895.19 per ons, di jalur penurunan mingguan kelima beruntun.

Sementara Platinum merosot 1,5 persen menjadi USD 760,59 per ons dan perak turun 1,1 persen ke USD 14,86.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya