Dihajar Corona Covid-19, Penjualan Harley Davidson Terjun Bebas

Merek motor gede (moge) legendaris Amerika Serikat, Harley Davidson telah mengumumkan penurunan penjualan pada kuartal pertama tahun ini

oleh Arief Aszhari diperbarui 30 Apr 2020, 20:00 WIB
Harley-Davidson LiveWire mulai dipasarkan di Amerika Serikat. (Harley-Davidson)

Liputan6.com, Jakarta - Merek motor gede (moge) legendaris Amerika Serikat, Harley Davidson telah mengumumkan penurunan penjualan pada kuartal pertama tahun ini. Hal tersebut, karena pandemi virus Corona yang terjadi di berbagai belahan dunia, dan bakal masih berlangsung hingga kuartal kedua.

Melansir Visordown, penurunan penjualan harley-Davidson ini sebanyak 45 persen selama Januari sampai Maret 2020.

Untuk pasar Negeri paman Sam sendiri, pada Februari 2019 telah mengalami penurunan semenjak tujuh tahun, yaitu hanya mampu menjual 125.995 unit dibanding 160.400 unit pada 2012. Namun, tahun ini, keadaannya bakal lebih berat dan penurunan penjualan akan lebih besar dibanding tahun lalu.

Pekan ini, Harley telah mengungkapkan penjualan turun 18 persen lebih selama kuartal pertama 2020 dibandin periode yang sama tahun lalu. Bahkan, keuntungan perusahaan juga meluncur tajam, dari US$ 128 juta menjadi hanya US$ 75 juta atau sebesar 45 persen.

"Covid-19 telah secara dramatis mengubah lingkungan bisnis kami dan sangat penting bagi kami untuk merespons dengan ketangkasan pada realitas baru ini," tulis Harley Davidson dalam sebuah pernyataan.

2 dari 3 halaman

Strategi

Sementara itu, harley Davidson sendiri sudah melakukan perubahan signifikan pada perusahaan, dengan model operasi serta strategi yang bakal mendorong kinerja yang lebih konsisten di tengah krisis.

Namun, krisi karena Covid-19 di Amerika Serikat memang baru terasa pada akhir kuartal pertama, dan kemungkinan besar, pada kuartal kedua akan lebih buruk.

 

3 dari 3 halaman

Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya