Ridwan Kamil Ungkap Data Terbaru Rapid Test di Jabar, 677 Terindikasi Positif

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melaporkan data terbaru hasil rapid diagnostic test (RDT) virus Corona Covid-19.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 03 Apr 2020, 17:25 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melaporkan data terbaru hasil rapid diagnostic test (RDT) virus Corona Covid-19. Emil, sapaan akrabnya menyebutkan alat penguji corona sebanyak 61 ribu sudah dibagikan kepada 27 kabupaten/kota. Sebanyak 15.000 hasil uji cepat Corona tersebut telah masuk ke Dinas Kesehatan, di mana terdapat 677 orang terindikasi positif.

"Laporan baru masuk sekitar 15 ribu hasil tes dan ini yang mungkin jadi perhatian, dari rapid test yang sudah dilaporkan terdapat indikasi positif 677 individu," kata Emil dalam siaran langsung dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (3/4/2020).

Lebih jauh Emil mengungkapkan bahwa RDT yang dilakukan secara masif di Jabar ini menandakan apa yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah berada pada jalur yang benar, yaitu sesuai arahan organisasi kesehatan dunia (WHO) yang meminta memperbanyak wilayah pengetesan masif.

"Karena semakin banyak tes masif, maka kita akan menemukan peta baru yang selama ini tak terlihat. Dan inilah masukan ke provinsi lain untuk memaksimalkan pengetesan masif kepada mereka yang diwaspadai," ujarnya.

Dari 667 hasil RDT, dia memaparkan, sebanyak 310 individu berasal dari Kota Sukabumi di mana mayoritas berada di institusi kenegaraan. Lalu angka RDT terbesar kedua yaitu sebanyak 226 individu terindikasi positif berada di Kota Bandung datang yang datang dari klaster kegiatan keagamaan di Lembang.

"Jadi sampai hari ini kita terus melakukan pengetesan sampai total 61 ribu RDT bisa kita selesaikan dan kita terima hasilnya," ujar mantan wali kota Bandung itu.

Dalam temuan tersebut, pihaknya juga meminta kepada empat institusi kenegaraan yang terindikasi positif melalui tes masif untuk terbuka dan mengikuti arahan selanjutnya yaitu melakukan tes swab. Tes tersebut dilakukan untuk memastikan agar mengetahui hasil uji yang lebih akurat.

"Kesimpulan saya mengimbau kepada lembaga kenegaran di pemerintah pusat yang memiliki lembaga pendidikan yang berlokasi di Jawa Varat agar sgeera berkordinasi dengan kami untuk melakukan pengetesan siswa yabg sedang berasrama di lokasi lembaga kenegaraan tersebut," ucapnya.

 

Simak video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya