WHO dan Studi di AS Waspadai Potensi Virus Corona COVID-19 Menular Lewat Udara

WHO dilaporkan mempertimbangkan tindakan pencegahan Virus Corona jenis baru atau COVID-19 melalui udara.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 22 Mar 2020, 21:00 WIB
Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah), direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, berbicara pada konferensi pers tentang pembaruan COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss.(Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP)

Liputan6.com, Jenewa- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dilaporkan mempertimbangkan tindakan pencegahan Virus Corona Baru atau COVID-19 melalui udara untuk petugas medis.

Pertimbangan itu dikatakan muncul setelah sebuah studi baru yang menunjukkan Virus Corona jenis baru atau COVID-19 dapat bertahan hidup di udara dalam beberapa kondisi.

Dalam sebuah konferensi pers virtual pada Senin, 16 Maret 2020 Kepala Emerging Diseases and Zoonosis Unit WHO, Dr. Maria Van Kerkhove mengatakan bahwa "Virus ini ditularkan melalui tetesan, atau sedikit cairan, yang sebagian besar melalui bersin atau batuk."

Dr. Maria lalu menambahkan, "Sangat penting bahwa petugas kesehatan mengambil tindakan pencegahan tambahan ketika mereka bekerja pada pasien dan melakukan prosedur itu."

Penyakit pernafasan dikatakan menyebar melalui kontak dari orang-ke-orang, butiran-butiran yang dibawa melalui bersin dan batuk serta kuman yang tertinggal pada benda mati, menurut para pejabat WHO.

Para pejabat WHO juga mengatakan bahwa Virus Corona jenis baru atau COVID-19 dapat melayang di udara, dan tetap berada di udara tergantung pada faktor-faktor seperti panas dan kelembaban.

Para pejabat kesehatan dikatakan mengetahui beberapa penelitian di sejumlah negara yang melihat kondisi lingkungan yang berbeda yang dapat dipertahankan oleh COVID-19, menurut Dr. Maria. 

"Para ilmuwan secara khusus melihat bagaimana kelembaban, suhu dan pencahayaan ultraviolet mempengaruhi penyakit serta berapa lama ia hidup di permukaan yang berbeda, termasuk baja," tutur Dr. Maria.

Dr. Maria lalu menambahkan bahwa "Pejabat kesehatan menggunakan informasi untuk memastikan pedoman WHO sesuai, dan "sejauh ini ... kami yakin bahwa pedoman yang kami miliki sesuai."

Penggunaan masker N95 untuk petugas medis juga direkomendasikan oleh Pejabat kesehatan karena mereka menyaring sekitar 95% dari semua partikel cair atau udara, seperti dikutip dari CNBC, Minggu, (22/3/2020).

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Apa yang Dikatakan Studi di AS?

Petugas medis beraktivitas di salah satu rumah sakit darurat di Brescia, Italia, Senin (16/3/2020). Hingga Jumat (20/3/2020), jumlah kasus virus corona COVID-19 di Italia sudah mencapai 41.035 kasus dengan total kematian sebanak 3.405 orang. (AP Photo/Luca Bruno)

Sebuah studi mengenai Virus Corona jenis baru atau COVID-19 yang bersumber dari University of California - Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat memberikan penemuan mereka tentang berapa lama virus itu dapat menular di kardus, logam dan plastik, seperti dikutip dari ScienceDaily

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa udara dapat menjadi sumber dimana orang dapat memperoleh virus dan setelah menyentuh benda yang terkontaminasi.

Virus ini ditemukan oleh para ilmuan dapat dideteksi hingga 3 jam dalam aerosol, pada tembaga hingga 4 jam, 24 jam pada kardus serta hingga 2 - 3 minggu pada plastik dan besi tahan karat. 

Co-author dari studi dan profesor ekologi dan biologi evolusi UCLA, James Lloyd-Smith mengatakan bahwa "Virus ini cukup menular melalui kontak yang relatif biasa, membuat patogen ini sangat sulit untuk ditahan."

"Jika kamu menyentuh benda yang baru-baru ini di sentuh oleh tangan orang lain, ketahuilah benda itu bisa terkontaminasi dan segera cuci tanganmu," kata Profesor James.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya