RS Unair Kekurangan Alat Pelindung Diri Tangani Pasien Corona COVID-19

Ketua Satgas Corona Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) dr Prastuti Asta Wulaningrum meminta kerja sama terutama rumah sakit rujukan pemerintah untuk berbagi ilmu terkait penanganan pasien Corona COVID-19.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 19 Mar 2020, 22:30 WIB
Konferensi pers di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) pada Kamis, (19/3/2020). (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Ketua Satgas Corona Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya dr Prastuti Asta Wulaningrum mengakui, pihaknya kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) untuk menangani pasien corona COVID-19

Menyikapi hal itu, dia meminta kerja sama dari rumah sakit lain terutama rumah sakit rujukan pemerintah untuk berbagi ilmu terkait penanganan pasien COVID-19.

"Mungkin kita bisa membagikan ilmu selama menjalankan posko COVID-19 ini. Mereka mungkin bisa mengirimkan reagen untuk melihat bagaimana gejalanya. Misalnya rumah sakit lain saling sharing informasi," tutur dia, Kamis (19/3/2020).

Ia melanjutkan, saat ini RS Unair merawat beberapa pasien berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP)

"Pasien ODP yang kami rawat ada satu orang, sementara yang PDP ada dua orang. Yang sudah pulang sekitar beberapa gelombang. Pertama ada 10 dan berkurang lagi," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Tangani Pasien COVID-19

Menurut Prastuti, pihaknya kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) untuk menangani pasien COVID-19 yang tengah dirawat.

"Seperti AD selalu habis. Kalau pemerintah bantu APD ya alhamdulillah," kata Prastuti.

Dia mengungkapkan, APD yang dipunyai RSUA hanya dapat bertahan hingga dua hari. Sementara untuk pelindung mata dan masker N95 hanya cukup tiga hari

"Kami bisa bertahan sampai dua harian untuk penggunaan AD. Sementara untuk pelindung mata, masker N95 cukup untuk tiga hari," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya