SBY: Penanganan Virus Corona Secara Global Kurang Maksimal

SBY berharap koordinasi, sinergi dan kerja sama antarnegara dapat diperbaiki dan ditingkatkan.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Mar 2020, 13:16 WIB
Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pidato politik dan membuka Kongres ke V Partai Demokrat, Jakarta, Minggu (15/3/2020). SBY menyampaikan pidato politik terakhirnya sebagai ketua partai dimana posisinya akan digantikan Agus Harimurti Yudhoyono. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai penanganan virus corona secara global kurang berjalan maksimal.

"Koordinasi dan sinergi antarnegara kurang. Hampir semua negara bertindak secaraunilateral, sendiri-sendiri. Padahal, wabah corona ini menyebar melalui interaksi antarmanusia sedunia. Ini kritik saya," katanya, dikutip dari Antara, Jakarta, Minggu (15/3/2020).

SBY berharap koordinasi, sinergi dan kerja sama antarnegara dapat diperbaiki dan ditingkatkan. Menurut dia, situasi global dan kawasan Asia Pasifik tidak selalu cerah, sementara Indonesia juga memiliki permasalahan dantantangan internalnya.

Ia mengingatkan adanya dua krisis besar yang tengah membayangi dunia, yakni pertama, pandemi virus corona yang mengancam keselamatan manusia (human security), kedua goncangan ekonomi yang bisa melumpuhkan perekonomian global.

Padahal, kata dia, sebelum kedua ancaman tersebut dunia telah menghadapi tantanganbesar, misalnya geopolitik yang memanas di berbagai belahan dunia, terjadinya perang dagang dan resesi ekonomi, serta lompatan teknologi yang membuahkan kejutan dan "disruption" pada kehidupan manusia.

"Kita berharap, dunia tidak gagap dan tidak terlambat menghadapi semua ini," kata Presiden ke-6 RI itu.

Selain soal penanganan corona, SBY juga mengamati dunia dalam merespons dan menangani gejolak ekonomi saat ini kurang padu dan kurang bekerja sama.

"Kita jadi ingat, ketika terjadi krisis global tahun 2008-2009 yang lalu. Meskipun awalnya dunia gagap dan panik, namun dengan cepat para pemimpin dunia segera bersatu danmelakukan aksi bersama," katanya.

2 dari 2 halaman

Butuh 2 Tahun

Sebagai pelaku sejarah, SBY mengaku terlibat aktif di dalamnya, baik pada tingkat PBB, G-20, APEC, G-8 maupun ASEAN.

"Pikiran saya, kalau secara global situasi dapat dikendalikan, Indonesia akan selamat. Tentu secara nasional kita juga menjalankan manajemen krisis secara intensif, dengan melibatkan semua pihak," katanya.

Dengan koordinasi dan kerja sama yang baik pun, kata dia, ternyata diperlukan waktu setidaknya dua tahun untuk keluar dari puncak badai krisis ketika itu.

"Sebagai warga dunia saya berharap, dalam menghadapi krisis global, bekerja samalahwahai para pemimpin dunia. Selamatkan dunia bersama-sama," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya