Pasien Covid-19 yang Kabur Tak Percaya Positif Corona

Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman DKI Jakarta Suharti mengatakan, pasien yang kabur ini memang tidak menunjukkan gejala seperti pada umumnya orang Covid-19.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 13 Mar 2020, 20:18 WIB
Tim medis saat menangani pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona atau COVID-19 di ruang isolasi Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Rabu (4/3/2020). RSUP Persahabatan menangani 31 pasien dalam pemantauan dan pengawasan dari potensi terpapar virus corona. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pasien positif terjangkit Covid-19 kabur dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan. Dia tak percaya jika positif Covid-19 dan menolak diisolasi bersama dengan pasien positif lain di ruang yang sama.

Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman DKI Jakarta Suharti mengatakan, pasien yang kabur ini memang tidak menunjukkan gejala seperti pada umumnya orang Covid-19.

"Ada waiters di tempat yang kemarin kasus itu sudah positif tetapi karena tidak ada gejala dan isolasi di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan dan ruang isolasinya bersama kabur pak," kata Suharti seperti yang dililhat Liputan6.com pada video yang diunggah akun Pemprov DKI Jakarta di Youtube, Jumat (13/3/2020).

Saat itu, Suharti memaparkan materinya di depan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam rapat bertajuk pencegahan Covid-19 pada 10 Maret 2020. 

Pada rekaman tersebut, dia mengatakan, pasien itu baru percaya positif Covid-19 setelah ditunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium.

"Pasien minta tadi (bukti) bahwa dia positif baru dia akan mau diisolasi," kata Suharti.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Diimingi Gaji Rp 2,5 Juta selama Isolasi

Aktivitas tim medis saat menangani pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona atau COVID-19 di ruang isolasi Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Rabu (4/3/2020). Sebanyak 10 dari 31 pasien yang dipantau dan diawasi RSUP Persahabatan merupakan pasien rujukan. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Suharti mengatakan, pihaknya sudah membujuk pasien tersebut untuk mau diisolasi. Pemprov DKI bahkan secara sukarela akan merogoh kocek untuk membayar gaji pasien itu sebesar Rp 2,5 juta.

"Dicari tidak bisa, gajinya Rp 2,5 juta sudah akan dibayari oleh Pemda kalau perlu dibayari oleh kita tetapi perlu diisolasi," tutup dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya