Pria Dinilai Lebih Berisiko Terinfeksi Virus Corona, Ini Penjelasan Dokter

Ada penjelasan mengapa laki-laki dianggap lebih rentan terinfeksi virus corona dibandingkan perempuan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 07 Feb 2020, 18:00 WIB
Warga Malaysia saat tiba setelah dievakuasi dari Wuhan, China akibat virus corona di Bandara Internasional Kuala Lumpur di Sepang, Selasa, (4/2/2020). Sejumlah 107 warga Malaysia dievakuasi Wuhan, China. (Muzzafar Kasim/Malaysia's Ministry of Health/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Dalam sebuah studi terkait infeksi virus corona, disebutkan bahwa laki-laki lebih rentan daripada perempuan terkena penyakit yang disebabkan oleh novel coronavirus (2019-nCoV).

Temuan itu dimuat di jurnal The Lancet lewat sebuah studi terhadap 99 pasien (67 laki-laki dan 32 wanita) yang dirawat di Wuhan, Tiongkok karena infeksi virus corona, sejak tanggal 1 hingga 22 Januari.

Penelitian ini dilakukan oleh para dokter di Wuhan's Jinyintan Hospital bersama peneliti dari Shanghai Jiao Tong University dan Ruijin Hospital, Shanghai.

"Kami mengamati jumlah pria yang lebih banyak daripada wanita dalam 99 kasus infeksi 2019 n-CoV. Mers-CoV dan Sars-CoV juga telah ditemukan menginfeksi lebih banyak laki-laki daripada perempuan," kata studi ini seperti dikutip dari South China Morning Post pada Jumat (7/2/2020).

"Berkurangnya kerentanan perempuan terhadap infeksi virus dapat dikaitkan dengan perlindungan dari kromosom X dan hormon seks, yang memainkan peran penting dalam kekebalan secara bawaan dan adaptif."

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Alasan Pria Lebih Rentan

Tim medis 212 dari Xi'an International Medical Center Hospital berangkat ke kota Wuhan untuk lawan Virus Corona. Dok: Xinhua

Terkait hal tersebut, dokter spesialis paru Erlina Burhan mengemukakan alasan mengapa laki-laki lebih rentan terhadap infeksi virus corona dibanding perempuan.

Dalam temu media pada Kamis kemarin, Erlina mengatakan bahwa virus membutuhkan reseptor untuk hidup dan berkembang.

"Kalau secara reseptornya, untuk bisa hidup dan berkembang biaknya, kebetulan reseptornya ada di saluran napas. Reseptor itu katanya banyak di laki-laki dibanding perempuan," ujar Erlina yang merupakan Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia itu dalam penjelasannya.

Selain itu, Erlina mengungkapkan bahwa hal itu kemungkinan juga dipengaruhi oleh jumlah penduduk laki-laki yang lebih banyak sehingga pasien yang dilaporkan juga lebih banyak pria.

Di sisi lain, hal yang bisa menjadi kemungkinan mengapa pria lebih rentan adalah karena mobilitas mereka dinilai lebih tinggi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya