Pemerintah Tunda Impor Barang dari China

Hasil rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan beberapa menteri belum mengambil sikap yang jelas.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Feb 2020, 19:20 WIB
Aktivitas bongkar muat barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor dan impor Indonesia mengalami susut signifikan di Juni 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan pemerintah Indonesia berencana akan melakukan pemberhentian impor dari China. Ini sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona.

Namun, hasil rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan beberapa menteri belum mengambil sikap yang jelas. Tetapi kata Agus, penundaan impor mungkin akan dilakukan.

"Kita untuk menyetop belum ada, jadi kita mengadakan penundaan dulu," kata Agus di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020).

Saat ini berbagai kementerian sedang melakukan pengkajian terkait jenis komoditas impor yang datang dari China. Dalam rapat tersebut baru merencanakan jenis komoditas yang sekiranya bisa membawa virus corona.

"Ini masih persiapan, agar tidak salah sasaran produk impornya," kata Agus

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Pendataan

Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Langkah ini diambil pemerintah dalam rangka mencegah penyebaran virus corona yang bersumber dari Wuhan. Pemerintah Indonesia akan melakukan pendataan, khususnya yang berkaitan dengan hewan hidup.

"Wild animal itu sudah pasti," kata Agus.

Begitu juga dengan produk holtikultura, seperti bawang putih. Jika berpotensi membawa virus pasti akan diberhentikan.

Sementara terkait komoditi lainnya pemerintah masih melakukan pertimbangan. Dia memperkirakan baru besok data lengkap barang impor yang dilarang masuk.

"Ini segera (diselesaikan) mungkin besok sudah komplit," kata Agus.

 

3 dari 3 halaman

Cari Alternatif

Aktivitas pekerja bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/10/2019). Angka tersebut menurun 9,99% dibandingkan Agustus 2018 yang sebesar US$ 15,9 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia menambahkan, jika memang ada komoditas yang tidak bisa digantikan impornya dari China, pemerintah Indonesia akan mencari alternatif negara lain untuk melakukan impor barang tersebut. Hingga kini sejumlah Kementerian masih melakukan pendataan.

Pendataan dilakukan oleh berbagai kementerian. Seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan dan Bea cukai.

"Nah ini harus akurat karena pergerakannya sangat cepat dan ini butuh keputusan bersama yang akurat," kata Agus mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya