Tanggapan ASITA atas Penutupan Sementara Akses Turis China ke Indonesia

ASITA mendukung kebijakan pemerintah soal penutupan sementara akses wisatawan China ke Tanah Air terkait penyebaran virus corona.

oleh Putu Elmira diperbarui 03 Feb 2020, 14:02 WIB
Penerbangan dari Wuhan Ditutup: Pelancong berjalan melintasi papan informasi tentang penerbangan dari Wuhan telah dibatalkan di Bandara Internasional Ibu Kota Beijing pada Kamis (23/1/2020). China menangguhkan semua transportasi dari dan ke kota pusat penyebaran virus corona. (AP/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Jakarta - Penyebaran virus corona membuat Presiden Joko Widodo atau Jokowi secara resmi membatasi kunjungan dari dan menuju China. Pembatasan sementara berlaku mulai Rabu, 5 Februari 2020 pukul 00.00 WIB.

Selain itu, ada pula pelarangan kedatangan dan transit di Indonesia bagi mereka yang telah berada di China selama 14 hari. Terkait kebijakan ini, Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) memberikan tanggapannya.

"Awalnya dilematis. Wisatawan China di tengah wabah virus corona supaya di double screening di sana dan Indonesia. Tapi lebih baik tutup dahulu (akses), mengimbau untuk tidak datang dulu," kata Wakil Ketua Umum ASITA Budijanto Ardiansjah saat dihubungi Lifestyle Liputan6.com, Senin (3/2/2020).

Selain Indonesia, Budi menyebut, pemerintah China pun telah mengimbau warganya untuk tidak melakukan perjalanan dahulu di tengah isu kesehatan global ini. Isu kesehatan ini juga turut berdampak pada jumlah turis China ke Indonesia.

"Berefek pada pariwisata Indonesia. Wisatawan China turun dengan jumlah yang cukup besar. Pada 2019 kemungkinan sekitar 200 ribu per bulan," lanjutnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Strategi ASITA Menutup Absen Wisatawan China

Orang-orang berjalan melewati Stasiun Kereta Api Hankou yang ditutup di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (23/1/2020). Pemerintah China mengisolasi Kota Wuhan yang berpenduduk sekitar 11 juta jiwa untuk menahan penyebaran virus corona. (Chinatopix via AP)

ASITA sendiri memiliki strategi untuk menutup absennya turis asal China di Indonesia. Salah satunya dengan mengalihkan market pariwisata.

"Yang pertama, pemerintah dapat memberi dispensasi (turis China) sebagai empati saat semua berlalu," kata Budijanto.

Tak hanya itu, ia turut menyampaikan mau tidak mau untuk membuka market baru khususnya kepada beberapa negara di Asia, seperti Vietnam, Thailand, dan Filipina.

"Tingkat kunjungan (ketiga negara) belum begitu besar. Caranya dengan promosi yang paling efektif melalui travel agent, baik di Indonesia dan di negara itu," tambahnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya