Virus Corona Sangat Berdampak ke Sektor Pariwisata Indonesia

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa virus Corona akan menjadi masalah baru bagi perekonomian dunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jan 2020, 12:15 WIB
Orang-orang berjalan melewati Stasiun Kereta Api Hankou yang ditutup di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (23/1/2020). Pemerintah China mengisolasi Kota Wuhan yang berpenduduk sekitar 11 juta jiwa untuk menahan penyebaran virus corona. (Chinatopix via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menaruh kekhawatiran dengan dampak ekonomi dari adanya virus Corona yang mematikan. Menurutnya, isu ini akan menjadi masalah baru bagi perekonomian dunia.

"Yang terbaru adalah outbreak Corona di China. Tentu ini kan menjadi persoalan-persoalan baru untuk perekonomian dunia," kata Airlangga di Jakarta, Selasa (28/1/2020).

Dampak paling terasa dari adanya virus Corona yakni akan berimbas pada kondisi pariwisata Indonesia. Di mana, wisatawan mancanegara asal China akan turun drastis.

"Sudah pasti pariwisata dari China akan terganggu," kata dia.

Kendati begitu, dirinya mengaku masih akan terus melihat perkembangan dari permasalahan ini. Mengingat, virus Corona ini dampaknya tidak hanya di regional saja melainkan juga global.

"Jadi kita lihat saja perkembangannya," tandas dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kunjungan Wisata Tak Melorot

Pekerja memproduksi masker di sebuah pabrik di Yangzhou, Provinsi Jiangsu, China, Senin (27/1/2020). Masker tersebut diproduksi untuk mendukung pasokan bahan medis saat wabah virus corona melanda China. (STR/AFP)

Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tengah mencari cara agar kunjungan wisatawan asing ke Indonesia tidak melorot pada tahun ini. Mengingat salah satu potensi wisata turis asal China tengah berdampak akibat adanya wabah virus Corona.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama mengatakan, untuk kondisi saat ini pihaknya tidak ingin bergantung dari China. Sebab banyak potensi lain yang besar dan akan dikejar utamanya di negara-negara bagian Eropa.

"Banyak potensi lain terutama yang jarak jauh. Amerika, Eropa. Pariwisata mencari potensi dari negara lain. Pariwisata kita tidak boleh ke satu negara, strategi kita juga wisatawan yang berkualitas," kata dia di Kementerian Perhubungan, Jakarta, pada Senin 27 Januari 2020.

Tak hanya menyasar ke bagian Eropa, pihaknya juga akan mengincar beberapa wisatawan asing yang potensinya cukup tinggi. Di antaranya adalah Australia dan New Zealand.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya