3 Korban Longsor Bogor Belum Ditemukan tapi Pencarian Dihentikan, Kenapa?

Banjir bandang dan longsor di Kampung Sinar Harapan terjadi hampir dua pekan atau pada Rabu (1/1/2020).

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 13 Jan 2020, 10:00 WIB
Tim SAR gabungan masih mencari tiga korban hilang dalam peristiwa banjir di Kabupaten Bogor. (Foto: Dok. Basarnas/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Bandung, Deden Ridwansah selaku SAR Mission Coordinator (SMC) resmi menutup operasi pencarian tiga korban tertimbun banjir bandang dan tanah longsor di Kampung Sinar Harapan, Desa Harkat Jaya, Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Seperti diketahui, banjir bandang dan longsor di Kampung Sinar Harapan terjadi hampir dua pekan atau pada Rabu (1/1/2020).

Pada Minggu (12/1/2020) atau memasuki hari ke-11 operasi pencarian, tim SAR gabungan mulai bekerja pukul 08.00 WIB dengan 95 personel. Namun pencarian terhadap jenazah Amri (60), Saroh (26), dan Cici (10) hingga pukul 17.00 WIB masih nihil.

"Kami mengucapkan banyak terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh unsur SAR yang telah mengikuti jalannya operasi SAR selama 11 hari pencarian tiga korban tertimbun longsor," kata Deden dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com.

Operasi SAR dinilai sudah tidak efektif lagi. Selaku SMC, ia mempertimbangkan dan berdiskusi bersama OSC dan asistensi dari kantor pusat Basarnas.

"Mengamati kondisi operasi SAR yang kurang efektif karena tidak ditemukan lagi tanda-tanda penemuan korban serta juga mempertimbangkan kondisi personel," ujarnya.

Meski operasi SAR ditutup, Deden mengatakan, khusus untuk Basarnas tetap melakukan operasi siaga pemantauan.

"Khusus Basarnas, kita tetap melakukan operasi siaga pemantauan. Barangkali ada keluarga yang melihat tanda tanda korban tapi enggan untuk mengevakuasi bisa menghubungi Basarnas untuk evakuasi, kami siap dan siaga," katanya.

Deden berharap seluruh tim SAR gabungan tetap solid dan selalu bergandengan dalam misi kemanusiaan.

"Mudah-mudahan apa yang telah kita lakukan bisa dicatat menjadi amal ibadah," ucapnya.

Kepala Subdirektorat Rencana Pengendali Operasi (RPDO) Basarnas, Agus Haryono juga menyampaikan kondisi medan dan cuaca di lokasi longsor menjadi kendala dalam operasi ini.

"Kondisi medan, ketebalan lumpur yang cukup menyulitkan tim SAR sehingga menyebabkan operasi ini kurang juga menemukan titik temu. Ditambah lagi akses alat berat yang tidak bisa masuk ke dalam lokasi kejadian," kata Agus.

Simak video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya