Kampus China Hapus Hak Kebebasan Berpikir Bagi Mahasiswa

Mahasiswa China protes karena kebebasan berpikir dicekal.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 20 Des 2019, 09:30 WIB
Presiden Cina Xi Jinping setibanya di Bandara Internasional Hong Kong, Kamis (29/6). Selain untuk memperingati 20 tahun penyerahan, Xi Jinping juga akan melantik Pemimpin Eksekutif terpilih Hong Kong, Carrie Lam. (AP Photo/Kin Cheung)

Liputan6.com, Shanghai - Universitas Fudan di Shanghai, China, menghapus kebebasan berpikir dalam piagam kampusnya. Sekelompok mahasiswa Fudah merespons dengan menyanyikan lagi universitas mereka yang justru mendukung kebebasan berpikir.

Dilaporkan AFP, Kamis (19/12/2019), piagam Universitas Fudan diumumkan oleh Menteri Pendidikan China pada situs mereka pada Selasa lalu. Pengumuman itu memantik protes secara online sebelum dibelenggu oleh penyensoran pemerintah.

Pada sebuah video beredar ketika para mahasiswa itu melaksanakan protes kreatif mereka di dalam ruangan universitas. Berikut video dari Radio Free Asia.

Selain itu, ada bagian baru dalam piagam Universitas Fudan, yakni "mempersenjatai pikiran para pendidik dan mahasiswa dengan ideologi sosialis Xi Jinping di zaman baru dengan karakteristik China."

Para warga kampus juga harus mengikuti inti ajaran sosliasime dan membangun lingkungan kampus yang "harmonis." Hal itu ditenggarai sebagai kode untuk menghapus sentimen anti-pemerintah.

"Saya ingin para mahasiswa mempunyai hak atau waktu untuk mengekspresikan opini-opini mereka," ujar seorang bernama Song.

Universitas Fudan merupakan salah satu yang seleksinya paling ketat di China, dan selama ini memiliki reputasi kebebasan akademis yang relatif tinggi. Tahun ini, Universitas Fudan berada di posisi 5 di daftar kampus terbaik di China versi Times Higher Education (THE).

"Universitas ini mengambil pendekatan ilmu liberal dalam pengajarannya, dengan sejumlah mata kuliah diajarkan dalam Bahasa Inggris," tulis THE.

Sebelumnya, Universitas Nanjing di Jiangsu terkena kebijakan serupa agar mengikuti nilai-nilai sosial. Namun, Universitas Nanjing sedari awal tak pernah menulis kebebasan berpikir dalam piagamnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

2 dari 2 halaman

Pemikiran Xi Jinping

Presiden Cina, Xi Jinping. (Liputan6/AP)

Sejak menjabat pada 2012, Xi Jinping memperkuat kendalinya di Partai Komunis China dan menerapkan apa yang disebut Pemikiran Xi Jinping. Nama lengkap program itu adalah Pemikiran Xi Jinping pada Sosialisme dengan Karakteristik China untuk Era Baru.

Menurut Foreign Policy, sekarang para murid dan pekerja diwajibkan mempelajari hal tersebut. Itu dibuktikan dengan hadirnya sertifikat kelulusan Pemikiran Xi Jinping.

Butuhnya "karakteristik China" pada pemikiran Xi Jinping kemungkinan tidak lepas dari fakta bahwa pemikiran seperti dogma Marxisme tidak selalu cocok dengan masyarakat China yang notabene komunis.

Paham Marxisme sebetulnya didukung di China, akan tetapi para pelajar penganut Marxisme tidak otomatis aman dari tangan aparat. Tahun lalu, sekelompok murid yang mendukung demo buruh digrebek oleh aparat China.

Tes online juga tersedia dan diberikan oleh instruktor dari Universitas Tsinghua, universitas nomor satu di China. Program itu menjelaskan ideologi serta program-program pemerintah China.

Bila selesai kuliah lewat video, peserta bisa mengambil ujian pilihan ganda kemudian mendapat sertifikat dalam bentuk PDF. Tahun lalu biaya ikut program ini mencapai USD 49.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya