Polusi Sydney Akibat Kebakaran Hutan Dinilai Lebih Buruk dari Beijing

Kebakaran hutan yang kini melanda Australia ternyata meninggalkan dampak besar yaitu kabut asap.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Nov 2019, 09:00 WIB
Asap dari kebakaran hutan menyelimuti Sydney di Australia, Selasa (19/11/2019). Sydney diselimuti kabut asap saat kebakaran hutan di timur Australia menyebabkan tingkat polusi di kota terbesar Australia itu naik tajam. (Photo by PETER PARKS / AFP)

Liputan6.com, Sydney - - Bagi anda yang ingin mengunjungi Kota Sydney dalam beberapa hari ke depan mungkin mesti berpikir ulang kalau khawatir dengan masalah kesehatan berkenaan dengan kabut asap.

Walau di beberapa bagian, suasana tampak lebih cerah namun kabut asap tersebut diramalkan akan kembali lagi dan akan bertahan selama beberapa minggu ke depan. Demikian dikutip dari ABC Indonesia, Jumat (22/11/2019).

Polusi udara di kota Sydney sepanjang minggu ini memburuk karena kombinasi asap dari belasan kebakaran semak, dan juga debu yang diterbangkan angin dari kawasan NSW yang dilanda kekeringan parah.

Hari Selasa dan Kamis 19 dan 21 November, Indeks Kualitas Udara (AQI) di hampir semua kawasan di kota Sidney dilaporkan masuk kategori berbahaya.

Hari Jumat pagi, hampir di semua lokasi di negara bagian New South Wales indeks di atas 200, yang berarti kondisinya berbahaya.

Polusi udara ini bahkan lebih buruk dari Kota Beijing di China, yang sering dijadikan patokan untuk menunjukkan tingkat polusi udara di dunia.

Peramal cuaca dari Biro Meteorologi (BOM) Abrar Shabren mengatakan kabut dan asap dari kebakaran semak yang masih bertahan akan membuat situasi penuh kabut akan tetap bertahan di Sydney sampai akhir pekan.

Kabut asap menutupi Sydney saat kebakaran hutan dan lahan terjadi kota, Selasa (19/11/2019). Sydney diselimuti kabut asap saat kebakaran hutan di timur Australia menyebabkan tingkat polusi di kota terbesar Australia itu naik tajam. (AP Photo/Rick Rycroft)

Sebagian besar asap yang sekarang menyelimuti kota Sydney berasal dari kebakaran semak yang terjadi di bagian utara negara bagian New South Wales.

Dinas Kebakaran Regional NSW (RFS) sudah berusaha memerangi kebakaran ini selama beberapa bulan dan mereka belum berhasil menguasai keadaan sepenuhnya,

Oleh karena itu, kabut asap ini diperkirakan akan terus menjadi masalah bagi Sydney sampai beberapa bulan ke depan.

Juru bicara RFS Anthony Bradstreet mengatakan bahwa 1,6 juta hektar lahan di NSW sudah terbakar tahun ini saja.

"Masih ada 6 ribu kilometer persegi lahan yang terbakar. Diperlukan hujan yang deras dan lama untuk mematikan api." katanya.

"Para petugas sedang berusaha keras untuk mengatasi api supaya tidak menjalar."

"Tanpa adanya hujan, semak dan hutan ini bisa terus terbakar selama berminggu-minggu dan bahkan berbulan-bulan.'

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya