DPR Minta Pemerintah Bersinergi Selamatkan Jiwasraya

Pemerintah juga harus mengkaji secara mendalam terkait usulan dalam memberi dana talangan.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Nov 2019, 10:30 WIB
PT Asuransi Jiwasraya Persero).

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade berharap pemerintah mampu bersinergi untuk menyelamatkan PT Jiwasraya (Persero). Hal ini terutama terkait dengan langkah penyelamatan aset.

"Kata kuncinya adalah sinergitas. Pemerintah, terutama Kementerian BUMN, Keuangan dan OJK perlu memantapkan langkahbersama untuk menyelesaikan persoalan Jiwasraya. Dalam catatan saya ini kasus besar kedua dalam 3 tahun terakhir terkait institusi asuransi," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (21/11/2019).

Andre juga meminta pemerintah untuk mengkaji secara mendalam terkait usulan dalam memberi dana talangan (bailout). Ia menuturkan, solusi tersebut tidak mendidik dan malah akan menjadi preseden buruk pada industri keuangan.

"Kita mendengaar ada opsi penyelamatan dengan memberikan bantuan dana talangan atau bailout tapi saya meminta agar permohonan bailout tersebut dikaji ulang. Sebab, saat ini beban defisit yang ditekan Kementerian Keuangan membuat kucuran dana tidak mudah cair, dan ini juga akan menambah beban keuangan negara," imbuhnya.

 

 "Karena itu solusinya saya mendesak Kementerian BUMN untuk segera lakukan langkah perbaikan. Banyak opsi yang dapat diambil , semisal opsi joint venture dengan mencari investor baru atau langkah strategis bisnis lainnya agar bisa menyelesaikan permasalahan pembayaran klaim," lanjut dia.

Selain itu, Andre juga menyarankan agar Menteri BUMN selaku representasi dari pemegang saham pemerintah bisa segera memisahkan investasi bodong dari portofolio Jiwasraya dan melakukan langkah penyelamatan dengan berkoordinasi pada lembaga pengawas.

Di industri keuangan, kepercayaan adalah hal yang sangat penting, jangan sampai kasus ini membuat kepercayaan masyarakat luntur pada industri asuransi.

"Kesalahan investasi yang dilakukan PT Jiwasraya adalah persoalan serius. Sebab, persoalan ini menjadi salah satu penyebab perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia itu menunda pembayaran kewajiban polis yang jatuh tempo pada Oktober lalu. Jadi, harus segera pisahkan portofolio investasi bodong di Jiwasraya serta melakukan langkah penyelamatan dengan berkoordinasi pada lembaga pengawas," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

OJK: Jiwasraya Dilirik 3 Investor

Petugas saat bertugas di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta,(4/11/2015). Pengawas Pasar Modal OJK mengatakan pembahasan enam beleid sudah final karena tidak ada lagi perdebatan dari segi substansi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Asuransi Jiwasraya (Persero) saat ini tengah terlilit masalah keuangan. Masalah ini bermula akibat manajemen terdahulu yang salah menaruh investasi ke saham-saham 'gorengan'.

Terkait hal itu, Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ahmad Nasrullah menyatakan saat ini pihaknya tidak dapat berkomentar lebih detail terkait kondisi Jiwasraya.

Dia menyebutkan saat ini Jiwasraya tengah dalam proses penyembuhan.

"Ini sudah disampaikan, Jiwasraya saat ini sedang proses penyehatan. Sudah ada sinergi pemegang saham dengan manajemen, apalagi kan pemegang sahamnya pemerintah," kata Nasrullah saat ditemui di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (21/11).

Jiwasraya, kata dia, saat ini mulai dilirik oleh investor. Hingga saat ini sudah ada 3 calon investor asing yang menunjukan ketertarikannya untuk ikut menyehatkan perusahaan tersebut melalui anak usahanya yaitu Jiwasraya Putra. 

"Nanti pengertiannya mayoritas itu investasi strategis untuk anak usaha yang baru. Pengembangan dibutuhkan kapasitas modal hingga infrastruktur," ungkapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya