Surya Paloh Didorong Jadi Calon Presiden 2024

Usulan pencapresan Surya Paloh akan dibahas pada rapat pleno besok, Minggu 10 November 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Nov 2019, 20:54 WIB
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan sambutan saat pembukaan Kongres II Partai NasDem di JIExpo, Jakarta, Jumat (8/11/2019). Kongres II Partai NasDem mengusung tema Restorasi Untuk Indonesia Maju. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kongres II Partai Nasdem mengusulkan Surya Paloh sebagai ketua umum kembali. Hal itu merupakan rekomendasi 34 DPW Partai Nasdem.

Tidak hanya itu, Surya Paloh bahkan didorong menjadi calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang. Setidaknya ada tujuh DPW yang mengusulkan sang ketum maju di pesta demokrasi akbar lima tahunan itu.

"Ada 7 di antara DPP DPW juga mengusulkan sebagai calon presiden tahun 2024," ujar Sekjen Nasdem Johnny G Plate di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (9/11/2019).

Kendati demikian, Johnny mengatakan, usulan calon presiden baru akan dibahas dalam rapat pleno yang diselenggarakan pada Minggu 10 November besok.

"Namun karena agenda calon presiden tidak ditetapkan dalam empat rapat pleno ini maka rapat pleno ini hanya menampung saja. Selanjutnya pembicaraan akan berkembang di rapat komisi dan rapat pleno selanjutnya besok," kata Johnny.

Tujuh DPW yang mengusulkan Surya Paloh menjadi capres 2024 adalah NTT, Jambi, NTB, Gorontalo, dan Banten. Surya sendiri belum menyatakan bersedia atau tidak jadi capres untuk periode 2024-2029.

"Kami juga belum bertanya kepada Pak Surya Paloh apakah bersedia menjadi calon presiden kami belum tahu," kata Johnny.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Lihat Perkembangan Politik

Johnny G Plate dan ekonom senior Aviliani dalam diskusi bertajuk 'Dialog Selasa' dengan tema proyeksi ekonomi 2020 di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Nasdem. (Istimewa)

Terkait pencalonan presiden 2024, Nasdem bisa membuka konvensi. Namun, Johnny menyebut masih menunggu perkembangan dan dinamika politik setelah 2019.

"Misalnya salah satu opsi apa mekanisme akhir nanti dalam rangka pencalonan akhir presiden 2024, kami menunggu perubahan perkembangan dan dinamisnya politik Indonesia setelah 2019," kata Menkominfo itu.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya