Cerita Pemuda 19 Tahun Sukses Bangun Perusahaan Bernilai Miliaran Dolar AS

Markus Villig memulai bisnisnya dengan dana pinjaman sebesar USD 5 ribu

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Okt 2019, 08:30 WIB
Ilustrasi Google Maps. (Doc: Daily Genius)

Liputan6.com, Jakarta Markus Villig, pemuda berumur 19 tahun keluar dari perguruan tinggi setelah hanya bertahan satu semester belajar ilmu komputer di Universitas Tartu, Estonia.

Namun kini dia sukses menjadi CEO aplikasi buatannya, Taxify, yang sekarang dikenal dengan Bolt. Di umur 12 tahun, sebenarnya Markus tahu apa yang ingin ia kejar, yaitu memulai sebuah perusahaan teknologi.

Dalam umur yang sekarang menginjak 25 tahun, dia dinobatkan sebagai pendiri perusahaan termuda yang bernilai miliaran dolar di Eropa.

Aplikasi saingan Uber Eropa ini tersedia di 100 kota di 30 negara dengan total 25 juta pelanggan dan 500 ribu pengemudi.

Markus memulai bisnisnya dengan dana pinjaman sebesar USD 5 ribu atau Rp 70 juta (1 USD = Rp 14.021) dari keluarganya untuk membangun prototipe aplikasi.

Ia mengaku terinspirasi dari Skype yang didirikan di negara asalnya, Estonia. "Saya menyadari bahwa teknologi adalah salah satu cara industri di mana Anda dapat memiliki pengaruh besar," jelas Markus Villig, seperti mengutip dari CNBC, Selasa (29/10/2019).

Bahkan ketika minat masyarakat pada aplikasi meningkat, Markus Villig tetap disiplin dengan biaya bisnisnya. Faktanya, Markus turun ke jalan di ibu kota untuk merekrut supir taksi di masa-masa awalnya.

"Ini adalah industri di mana pelanggan sangat peduli jika mereka mendapatkan harga terbaik untuk keuangan mereka," tutur Markus.

Reporter: Chrismonica

 

Saksikan video di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Miliarder Rick Caruso Sumbang Rp 703 Miliar buat Siswa Kurang Mampu

Ilustrasi uang. Sumber foto: unsplash.com/Sabine Peters.

 Miliarder Rick Caruso dan istrinya, Tina, membantu siswa yang kesulitan dalam bersekolah. Ini terkuak setelah sekolah hukum Pepperdine mengabarkan mendapatkan uang sebesar USD 50 juta atau Rp 703 miliar (1 USD = Rp 14.068) dari Rick Caruso.

Uang tersebut digunakan untuk membantu siswa dengan orang tua yang berpenghasilan rendah dan kurang terlayani karena keterbatasan uang. Selain itu melunasi pinjaman siswa demi mengejar karir siswa-siswa tersebut.

Dekan sekolah hukum Pepperdine, Paul L. Caron mengatakan rata-rata hutang pinjaman murid-muridnya mencapai USD 144 ribu.

Hadiah tersebut menandai kontribusi terbesar untuk setiap proyek tunggal Rick yang sebelumnya pernah menyumbangkan lebih dari USD 150 juta.

Pendidikan, kesehatan, keselamatan publik, budaya, seni, dan program agama mendominasi sumbangan-sumbangan yang diberika Rick.

Fokus utamanya saat ini adalah membantu mengembangkan perguruan tinggi untuk siswa yang kurang terlayani. Termasuk dukungan dalam layanan pendidikan dan sosial.

"Ini adalah anak-anak yang bekerja sangat keras dan berdedikasi tinggi, yang telah memulai dalam kondisi terburuk yang dapat Anda pikirkan. Bagaimana mungkin kamu tidak termotivasi untuk mendukung mereka," jelas Rick Caruso, seperti melansir dari Los Angeles Times, Jumat (25/10/2019)

Rick berharap dengan hadiah yang ia berikan akan membantu lulusan sekolah hukum di daerah-daerah yang kurang terlayani. Selain itu ia ingin membantu mengangkat sekolah tersebut dengan belas kasih.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya