Menhan: Sekali TNI-Polri Ditarik, Papua Bisa Lepas

Ryamizard Ryacudu menegaskan pasukan TNI-Polri tidak akan ditarik dari Papua. Sebabnya, baku tembak di daerah itu masih kerap terjadi.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Sep 2019, 08:01 WIB
Menhan Rymizard Ryacudu menjadi pembicara dalam Apel Danrem Dandim di Pussenif Kodiklat TNI AD Bandung, Rabu (28/11). Apel bertajuk Kebijakan dan Strategi Pertahanan Negara Menyikapi Ancaman Global Dalam Rangka Pertahanan Negara. (Liputan6.com/HO/Hardi)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menegaskan pasukan TNI-Polri tidak akan ditarik dari Papua. Sebabnya, baku tembak di daerah itu masih kerap terjadi.

"Saya sudah katakan dari dulu, TNI-Polri tidak akan ditarik dari Papua. Karena, sekali ditarik, Papua bisa lepas," kata Ryamizarddi Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, Kamis.

Ryamizard mengatakan hal itu menanggapi terjadinya baku tembak antara kelompok kriminal bersenjata (KKB) dengan tim gabungan TNI-Polri di Kampung Olen, Distrik Mabugi, Selasa 17 September yang telah memakan korban jiwa dari warga sipil.

Menurut dia, persoalan Papua seharusnya bisa diselesaikan dengan baik-baik karena hanya persoalan kesejahteraan.

"Jadi, kalau kita memang harus duduk bareng, mari kita duduk, dan pikirkan bagaimana menyelesaikan masalah ini. Jangan saling mengaitkan. Itu enggak baik," ujar mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini dikutip dari Antara.

Sebelumnya diwartakan, kontak senjata kembali terjadi antara aparat keamanan dan KSB di Kampung Olenki, Distrik Mabugi, Kabupaten Puncak, Papua, Selasa 17 September 2019 sekitar pukul 15.00 WIT.

Bupati Puncak Willem Wandik menyampaikan ada warga sipil yang menjadi korban dalam insiden baku tembak itu.

Dari laporan yang diterimanya, Wandik menyebutkan sebanyak tiga orang meninggal dan empat orang luka-luka.

Bupati mengatakan korban luka-luka sudah dievakuasi dan dirawat di RSUD Timika, sedangkan yang meninggal akan segera dimakamkan.

"Mari kita sama-sama menjaga agar tidak menjadi konflik yang nantinya menjadi konsumsi politik terhadap insiden yang terjadi di Puncak," kata Wandik, Rabu 19 September 2019.

Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto secara terpisah membenarkan terjadinya insiden tersebut, dan menyampaikan duka cita atas jatuhnya korban masyarakat sipil.

Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab, akan berkoordinasi dengan Kapolda Papua untuk membentuk tim guna melakukan investigasi terhadap insiden tersebut.

Pangdam juga akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap jalannya operasi pengejaran terhadap Kelompok Separatis Bersenjata OPM untuk menghindari jatuhnya korban di pihak masyarakat.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya