Menyibak Makna Lenggak-lenggok Sosok di Balik Penari Sintren Cirebon

Sintren salah satu warisan seni leluhur Cirebon yang banyak diburu pengunjung saat berlibur lantaran aksinya dianggap unik dan bernuansa magis.

oleh Panji Prayitno diperbarui 13 Sep 2019, 02:00 WIB
Pertunjukan kesenian tari sintren di salah satu tempat wisata Gua Sunyaragi Cirebon yang dinilai bernuansa magis. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Sintren merupakan salah satu warisan seni leluhur masyarakat Cirebon. Sang penari Sintren dilakukan oleh seorang perempuan.

Seorang perempuan diikat dan dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang sudah ditutup kain. Beberapa saat setelah dibacakan mantera oleh sang pawang, perempuan tersebut berubah menjadi penari Sintren yang terkenal.

Menggunakan kacamata hitam dan pakaian khas Sintren. Penari Sintren didampingi beberapa orang berpakaian adat. Bak kesurupan, lenggak lenggok penari sintren menari dikawal beberapa pawang dengan wangi kemenyan di sekelilingnya.

Gamelan pun ditabuh sebagai pengiring tarian Sintren yang sudah dikenal masyarakat. Sesekali perempuan tersebut terjatuh saat penonton melempar uang ke tubuhnya.

Saat penonton melempar uang, para pengawal dan pawang sintren menahannya saat sebelum jatuh ke tanah. Seraya membacakan sebuah mantera, sintren kembali menari.

Kesenian Tari Sintren Cirebon ini menjadi salah satu pelengkap dalam suasana libur Lebaran di Gua Sunyaragi Cirebon. Sultan Keraton XIV Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat menjelaskan, tari Sintren merupakan salah satu warisan budaya Cirebon yang masih lestari.

"Sintren kami pilih menjadi salah satu pertunjukan seni di Gua Sunyaragi karena antusiasme masyarakat juga. Mereka tertarik dengan sintren karena terjatuh saat dilempar uang," ujar Sultan Arief, Kamis (12/9/2019).

Dahulu, Tari Sintren identik dengan nuansa magis. Sebab, sejumlah atraksi yang dilakukan cukup membuat penonton takjub.

Namun seiring berkembangnya waktu, tari sintren dapat dipelajari dalam keadaan sadar.

2 dari 2 halaman

Makna Filosofis

Puluhan anak kecil menarikan tarian sintren secara serentak dalam rangkaian puncak Hari Jadi ke-650 Cirebon. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Menurut Sultan Arief, tari Sintren adalah bagian dari seni tari tradisional yang memiliki makna filosofis dalam kehidupan masyarakat, yakni mengingatkan agar manusia tidak lupa diri dalam kehidupan di dunia.

"Makna filosofi penari jatuh karena dilempar uang ya itu manusia semakin banyak uang cenderung lupa diri dan dari situ bisa menjadi pangkal kejatuhannya," ujar dia.

Kehadiran Tari Sintren di Gua Sunyaragi diharapkan membuat pengunjung berkesan. Selain itu, makna Tari Sintren yang dipertunjukkan kepada pengunjung dapat tersampaikan.

Menurut Arief kesenian tak hanya menjadi tontonan melainkan sebuah tuntunan dalam berkehidupan pada zaman dahulu.

"Membuat pengunjung menjadi berkesan itu yang kami inginkan sehingga mereka tidak bosan datang ke Cirebon," harap Arief.

Selain Tari Sintren, situs Gua Sunyaragi juga menghadirkan berbagai tarian tradisional lain seperti Topeng Cirebon. Sultan Arief mengatakan, pertunjukan seni tersebut disuguhkan hanya saat momen libur Lebaran.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya