Badai Krosa Hantam Selatan Jepang, 1 Orang Tewas dan 800 Penerbangan Batal

Badai Krosa mendarat di dekat Hiroshima, di selatan Jepang pada hari Kamis.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 16 Agu 2019, 16:26 WIB
Ilustrasi badai Krosa yang menghantam Jepang (AP/T. Yoshino)

Liputan6.com, Shikoku - Badai tropis melanda sejumlah bagian Jepang. Menurut laporan stasiun televisi negari sakura, NHK, satu orang tewas dan 49 lainnya terluka akibat terjangan badai bernama resmi Krosa itu.

"Badai Krosa mendarat di dekat Hiroshima, di selatan Jepang pada Kamis 15 Agustus 2019 dan bergerak ke arah utara," menurut Badan Meteorologi Jepang seperti dikutip dari BBC, Jumat (16/8/2019). 

Lebih dari 400.000 orang diimbau untuk mengungsi.

Sekitar 800 penerbangan dan layanan kereta telah dibatalkan, mengganggu perjalanan selama musim liburan musim panas.

Seorang pria berusia 82 tahun di Prefektur Hiroshima dilaporkan meninggal akibat jatuh ke laut pada Kamis pagi, ketika mengikat sebuah kapal di tengah angin kencang, kata kantor berita Jepang, Kyodo.

Status Badai Krosa kini telah diturunkan menjadi badai tropis. Sebelumnya diklasifikasikan sebagai badai tropis yang parah, satu tingkat di bawah kategori topan.

Saksikan Juga Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Anginnya Mencabut Pohon, Menggulingkan Truk...

Ilustrasi topan badai di pesisir (AFP Photo)

Sebelumnya beredar video menunjukkan angin kencang mencabut pohon, menggulingkan truk dan memutar roda kincir. Sementara gelombang tinggi terlihat menabrak pemecah ombak, 'menelan' mercusuar, dan mengakibatkan sungai meluap serta membanjiri jalan.

Bahkan sebelum Badai Krosa mendarat, hujan lebat membuat sekelompok 18 orang terdampar di tepi sungai yang meluap. Mereka dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi untuk diselamatkan.

Media lokal mengatakan pembatalan kereta api juga terjadi di Pulau Shikoku, termasuk kereta peluru Shinkansen antara Tokyo, Osaka, Hiroshima dan Provinsi Fukuoka.

Feri ke Shikoku juga dibatalkan karena ombak tinggi menghantam pantai.

Gangguan perjalanan itu dianggap telah mempengaruhi jutaan orang yang mengunjungi kampung halaman mereka untuk liburan 'Bon Holiday', ketika orang Jepang secara tradisional melakukan penghormatan terhadap leluhur mereka.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya