Buya Syafii Keluhkan Ini Sebelum Dirawat di Rumah Sakit

Mantan Ketua Umum Muhmmadiyah Buya Syafii Maarif harus diompname di RS PKU Muhammadiyah Gamping karena penyakit batu ginjal. Namun, saat ini, kondisi Buya membaik.

oleh Yopi Makdori diperbarui 27 Jul 2019, 16:19 WIB
Mensesneg Pratikno menjenguk mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif atau Buya Syafii yang tengah dirawat di RS PKU Muhammadiyah Sleman, Yogyakarta, Sabtu (27/7/2019). (Biro Pers Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Umum Muhmmadiyah Buya Syafii Maarif harus diompname di RS PKU Muhammadiyah Gamping karena penyakit batu ginjal. Buya juga sudah menjalani penembakan batu ginjal di bagian kanan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara Hardjolukito, Bantul, Yogyakarta, Jumat 26 Juli kemarin.

Asisten pribadi Buya Syafii, Erik Tauvani menyampaikan, sejak Rabu 24 Juli 2019, Buya Syafii dirawat di RS PKU Muhammadiyah. Erik menerangkan Buya Syafii sempat mengeluhkan kencingnya berdarah.

Namun saat ini, kondisi Buya membaik. Hal itu disampaikan oleh doktor urologi yang menangani Buya Syafii dr P Yuri di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sabtu (27/7/2019).

"Alhamdulillah kondisi Buya pada saat ini sudah membaik dan Insyaallah kita harapkan semuanya akan terus membaik. Dan bisa menjalankan aktivitas kembali secara normal," papar dr Yuri seperti dalam video di laman Sekretariat Presiden.

Dia membenarkan Buya Syafii masuk ke rumah sakit karena mengeluhkan kencingnya berdarah. Dokter menduga hal itu disebabkan karena iritasi dari batu ginjal.

"Mungkin disebabkan karena iritasi dari batu di ginjal sebelah kanan," kata Yuri.

2 dari 2 halaman

Sudah Diberi Terapi

Dokter Yuri juga menyampaikan, pihaknya telah melakukan pemberian penanganan dengan menghancurkan batu-batu yang bersarang di organ ginjal Buya Syafii. Penangan dilakukan dengan cara memberikan gelombang kejut.

"Sudah dilakukan terapi yaitu electro shock wave therapy (ESWT) atau nama lainnya pemecahan batu dengan gelombang kejut," ujarnya.

"Dan alhamdulillah pagi ini sudah ada yang keluar (batunya)," imbuh dr Yuri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya