Kontribusi Grab Untuk Ekonomi Digital Indonesia Tembus Rp 46,14 Triliun

Tenggara Strategics dan CSIS telah melakukan riset terhadap Grab, untuk mengukur tingkat kesejahteraan dari sisi konsumen.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jul 2019, 17:03 WIB
Konferensi pers Riset Tenggara Strategics dan CSIS terhadap Grab. Liputan6.com/Linda Fahira Putri

Liputan6.com, Jakarta - Banyak pertanyaan yang muncul seiring ekonomi digital semakin berkembang. Pertanyaan seperti bagaimana kontribusi ekonomi digital terhadap suatu perekonomian? Atau bagaimana inovasi teknologi membawa manfaat bagi masyarakat?

Centre for International and Strategic Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics bekerja sama dengan Grab, berupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Tenggara Strategics dan CSIS telah melakukan riset terhadap Grab, untuk mengukur tingkat kesejahteraan dari sisi konsumen, berupa surplus konsumen yang ada di wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek).

Tidak hanya itu, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi dampak teknologi terhadap perekonomian secara lebih komprehensif.

"Ini merupakan penelitian ekonomi digital pertama di Asia Tenggara yang menggunakan mahadata untuk menghitung surplus dokumen," kata Yose Rizal selaku Kepala Departemen Ekonomi CSIS, Selasa (23/7/2019).

Sementara Tri Sukma Anreianno, Head of Public Affairs Grab Indonesia, menambahkan "Sebenarnya, ini adalah penelitian kedua. Uber yang terlebih dahulu melakukan penelitian di Amerika Serikat. Tetapi, untuk di Asia, ini adalah penelitian ekonomi digital pertama yang pernah dilakukan".

Dari riset yang dilakukan, terbukti bahwa teknologi Grab telah berkontribusi sekitar Rp 46,14 triliun dalam surplus konsumen untuk wilayah Jabodetabek pada 2018.

Surplus konsumen yang diperoleh dari konsumen GrabBike adalah Rp 5,73 triliun, sementara GrabCar berkontribusi sebesar Rp 40,41 triliun.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Waktu Penelitian

Grab meluncurkan fitur keamanan terbaru dan memberi pelatihan bela diri pada driver wanita. (dok.Instagram @grabid/https://www.instagram.com/p/BwWnmVnDtWI/Henry

Membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk mengolah data penelitian ini, yaitu sejak tanggal 7-27 Mei 2018 dan 2 Juli-12 Agustus 2018.

Data tersebut diambil dari big data yang bersifat privasi. Artinya, data diambil dari transaksi yang telah dilakukan oleh pengguna Grab, yaitu pelanggan dan pengemudi. Ada lebih dari 800.000.000 (delapan ratus juta) pengamatan yang disediakan Grab, untuk melancarkan penelitian ini.

Sebagai informasi, Tenggara Strategics dan CSIS telah melakukan riset terhadap Grab, sebelum adanya riset teknologi di atas.

Dari riset sebelumnya, tercatat kehadiran Grab berhasil memberi kontribusi sebesar Rp 48,9 triliun kepada perekonomian Indonesia dari GrabBike, GrabCar, GrabFood dan Kudo.

(Linda Fahira Putri/Isk)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya