Harta Karun Keluarga Rothschild Dilelang, Harganya?

Keluarga Rothschild yang dulu terkenal berpengaruh sedang melelang koleksi harta karun mereka.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 30 Jun 2019, 21:00 WIB
Keluarga Rothschild melelang sejumlah harta karun milik keluarga. Salah satunya gelas bernilai seni tinggi seharga Rp 888 juta. Dok: Christie's

Liputan6.com, London - Keluarga Rothschild akan melelang sejumlah harta karun bernilai seni tinggi yang mereka miliki selama turun-temurun. Salah satunya adalah sepasang kandelabra porselen yang dulu merupakan hadiah dari Raja Louis XV.

Koleksi keluarga Rothschild itu akan dijual di rumah lelang Christie's pada 4 Juli 2019 di London. Estimasi harga mulai dari USD 63 ribu (Rp 888 juta) untuk sebuah gelas bergagang patung manusia duyung. hingga sebesar USD 3,1 juta (Rp 43 miliar) untuk sepasang kabinet berdesain kompleks.

Berdasarkan situs resmi Christie's, ada 17 koleksi mahakarya keluarga Rothschild yang dilelang, yang dikoleksi oleh Baron Mayer Carl von Rothschild (1820-1886), Baron Gustave de Rothschild (1829-1911), dan Baron Nathaniel von Rotschild (1836-1905). Rata-rata barang tersebut berasal dari abad ke-17 dan ke-18.

Ada kandelabra yang awalnya merupakan hadiah dari Raja Louis XV kepada keluarga bangsawan Borghese yang turut dilelang. Faktor mencolok dari kandelabra ini adalah tampilan burung bercorak cokelat, biru, dan abu-abu, di tengah ukiran rumit gagang liling. Estimasi harganya adalah USD 190 ribu (Rp 2,6 miliar) hingga USD 316 ribu (Rp 4,4 miliar).

Kandelabra ini konon merupakan hadiah dari Raja Louis XV dari Prancis. Dok: Christie's

Harta karun Rotschild yang tak kalah artistik adalah sebuah gelas setinggi 38,2 cm yang gagangnya berupa manusia duyung yang menopang kerang untuk menampung minuman. Di bagian atas gelas terlihat sesosok putto (lelaki kecil) yang memegang anak panah sembari menunggang ikan.

Gelas setinggi 38,2 cm ini ditaksir seharga USD 63 ribu (Rp 888 juta) sampai USD 101 ribu (Rp 1,4 miliar).

Gelas antik yang dilelang keluarga Rothschild. Dok: Christie's

Harta karun termahal dari pelelangan ini adalah sepasang kabinet (lemari) yang memiliki mahkota di atasnya. Kabinet setinggi hampir 2,5 meter ini menampilkan detail seni yang luar biasa, mulai dari gambaran militer kuno di permukaan pintu, hingga dua patung caryatid (sosok penopang) di bagian depan lemari.

Keindahannya pun tak hanya dipermukaan, ketika pintunya dibuka, maka terlihat pola geometris yang memanjakan mata. Harganya ditaksir Christie's bisa mencapai USD 3,1 juta (Rp 43 miliar).

 

Kabinet antik yang dilelang keluarga Rothschild. Dok: Christie's

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Rumah Lelang Sotheby's Terjual Rp 52,9 Triliun

Pegawai rumah lelang Sotheby's memeng mangkuk falangcai dari Dinasti Qing selama pratinjau media di Hong Kong, Kamis (30/8). Dinasti Qing berkuasa di China pada tahun 1644 hingga 1911. (AP Photo/Kin Cheung)

Sotheby's baru-bari ini dibeli oleh miliarder. Rumah lelang bergengsi itu terjual seharga USD 3,7 miliar.

Miliarder itu adalah Patrick Drahi (55) yang memimpin perusahaan telekomunikasi Altice di Belanda. Ia membeli dengan cara menguasai saham Sotheby's di Bursa Saham New York, demikian laporan Forbes.

"Sotheby's adalah salah satu brand paling elegan dan aspirasional di dunia," ujar sang miliarder seraya mengapresiasi dukungan dewan direksi Sotheby's.

Chairman Sotheby's, Domenico De Sole, mengaku senang dengan pembelia ini. Ia lebih menyukai Sotheby's ada di tangan pribadi ketimbang sahamnya berada di bursa.

Forbes mencatat kekayaan miliarder ini sebesar USD 9,2 miliar (Rp 131,7 triliun). Ia memiliki kewarganegaraan Prancis dan bertempat tinggal di Swiss.

Sementara itu, rumah lelang Christie's yang merupakan musuh besar Sotheby's juga dimiliki oleh miliarder Prancis, yakni Francois-Henri Pinault. Dengan ini, dua rumah lelang paling bergengsi di dunia dipegang oleh warga Prancis.

Sotheby's pertama kali aktif di dunia kolektor seni pada tahun 1744. Lokasi rumah lelang asal London itu juga telah hadir di kota besar dunia seperti New York, London, Hong Kong, Paris, Milan, Geneva, Doha, dan Dubai.

Beberapa barang yang pernah dijual Sotheby's yakni batu bulan dari misi luar angkasa Luna-16, lukisan Le Repos karya Picasso, lukisan The Scream karya Munch, hingga cincin kawin James Bond di film On Her Majesty's Secret Service.

3 dari 3 halaman

Sempat Menghilang, Lukisan Termahal Dunia Ada di Kapal Mewah Pangeran Arab

Pekerja melihat lukisan Leonardo da Vinci berjudul 'Salvator Mundi' di rumah lelang Christie di London, (22/10). Lukisan ini merupakan salah satu dari beberapa lukisan yang dibuat sendiri oleh Leonardo da Vinci. (AFP Photo/Tolga Akmen)

Salah satu lukisan paling mahal yang pernah dijual Sotheby's adalah lukisan Salvator Mundi.

Lukisan Salvator Mundi merupakan lukisan termahal di dunia yang keberadaan sempat tak diketahui. Lokasinya ternyata di kapal yact milih Pangeran Mohammed bin Salman (MBS).

Dilaporkan New York PostSalvator Mundi dibeli oleh utusan Pangeran MBS pada tahun 2017 lalu. Kala itu, harga lukisannya laku USD 450 juta atau kini setara Rp 6,6 triliun jika disesuaikan inflasi. Lokasi lukisan pun sempat tak terdeteksi.

Menurut Bloomberg, kapal yacht bernama Serene itu memiliki panjang 493 kaki (134 meter). Per 26 Mei 2019, Serene berada di Laut Merah, dekat kota resor Mesir, yaitu Sharm el-Sheikh, di Semenanjung Sinai.

Kapal bukanlah tempat ideal untuk menyimpan lukisan antik yang notabene rapuh. Tetapi, banyak kolektor yang sering membawa lukisan-lukisan tersebut ke atas kapal mereka.

Kapal Serene akan tetap menjadi rumah bagi Salvator Mundi sampai Arab Saudi membuat pusat budaya di daerah Al-Ula. Salvator Mundi adalah bahasa Latin  yang berarti Penyelamat Dunia.

Sebelumnya, Museum Louvre di Paris ingin meminjam Salvator Mundi untuk dipamerkan di sana, tetapi hal itu tidak ditanggapi positif oleh pihak MBS. Sebab, pihak Louvre tak mau mengakui lukisan Salvator Mundi sebagai karya milik Leonardo da Vinci.

Salvator Mundi adalah lukisan yang menggambarkan Yesus Kristus sambil memegang sebuah bola kaca. Lukisan ini masih membuat polemik karena diduga bukan karya Leonardo da Vinci, melainkan muridnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya