India Segera Luncurkan Misi Antariksa ke Kutub Selatan Bulan

India akan meluncurkan misi yang ambisius ke kutub selatan Bulan pada Juli 2019.

oleh Siti Khotimah diperbarui 16 Jun 2019, 21:00 WIB
Pada Februari 2019, pesawat antariksa milik Israel dijadwalkan akan mendarat di permukaan Bulan (SpaceIL)

Liputan6.com, New Delhi - India adalah salah satu negara yang ambisius dengan program antariksanya. Sebuah kabar terbaru mengatakan, New Delhi tengah bersiap untuk meluncurkan misinya ke kutub selatan Bulan.

Rencana itu datang saat dunia bersiap untuk merayakan ulang tahun ke-50 dari pencapaian NASA dengan misi Apollonya yang berhasil mendarat di satelit alami Bumi pada 1969 silam.

Organisasi Riset Antariksa India (ISRO) akan meluncurkan misi ambisius bernama Chandrayaan-2, dijadwalkan pada 14 Juli mendatang pukul 17.51 EDT, 21.51 GMT, atau dini hari 15 Juli jam 04.51 Waktu Indonesia Barat.

Chandrayaan-2 akan diluncurkan dengan roket Geosynchronous Satellite Launch Vehicle Mark III M1, peluncur paling kuat yang dimiliki Negeri Bollywood sebagaiman dilansir dariSpace.com pada Minggu (16/6/2019).

Proses peluncuran akan berlangsung di Satish Dhawan Space Center di Sriharikota, India. Saat lepas landas, waktu lokal akan menunjukkan pukul 02.51 dini hari pada 15 Juli.

Misi Chandrayaan-2 ini berbeda dengan pendahulunya yang bernama Chandrayaan-1. Pesawat antariksa itu tidak akan meluncur sendiri, namun akan turut mengangkut pengorbit, pendarat, dan penjelajah yang akan mempelajari satelit alami milik Planet Kehidupan itu dari atas permukaannya secara langsung. 

Pendarat dalam Chandrayaan-2 bernama Vikram, nama yang sama dengan seorang ilmuwan India Vikram Sarabhai yang dijuluki sebagai "Bapak Program Angkasa Luar India", yang telah meninggal pada 1971 lalu.

Adapun penjelajah bernama Pragyan yang berarti "kebijaksanaan" dalam bahasa Sansekerta, kata ISRO saat menjelaskan deskripsi misi ambisiusnya kepada Space.com.

 

 

2 dari 3 halaman

Proses Sebelum Mendarat di Kutub Bulan

Foto yang diambil pada tanggal 01 Januari 2018 ini menunjukkan "supermoon" yang muncul di langit malam, sebuah fenomena alam yang sudah tidak pernah terlihat lagi dalam 36 tahun. (Boris Horvat/AFP)

Setelah diluncurkan, Chandrayaan-2 akan mengorbit Bumi selama 16 hari. Pesawat itu akan memutari planet kita secara pelan sebelum menuju ke Bulan, lapor Times of India dikutip dari Space.com.

Perlu waktu sekitar lima hari untuk mencapai Bulan, di mana setelahnya Chandryaan-2 akan menghabiskan 27 hari di orbit satelit alami Bumi sebelum melepaskan pendaratnya yang bernama Vikram.

Mendarat di Kutub Selatan Bulan

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, Vikram akan mendarat di dekat kutub selatan Bulan pada 6 September dalam apa yang disebut sebagai pendaratan 15 menit, kata para pejabat ISRO.

Hal itu adalah pertama kalinya ISRO melakukan misi yang rumit.

3 dari 3 halaman

Ekspedisi Vikram dan Pragyan

Europa, bulan dari Yupiter (NASA)

Vikram diperkirakan akan mengerahkan penjelajah bernama Pragyan sekitar empat jam setelah mendarat.

Pendarat bertenaga surya itu akan bersama dengan sang penjelajah melakukan ekspedisi di permukaan Bulan selama satu hari lunar atau 14 hari jika di Bumi. Sementara Chandrayaan-2 akan melanjutkan misinya selama setahun penuh, kata ISRO.

Chandrayaan-2 akan membawa 13 instrumen ilmiah yang berbeda untuk mempelajari Bulan. Di antarantya termasuk delapan muatan pengamatan jarak jauh pada pengorbit, tiga di pendarat dan dua di penjelajah. 

Salah satu muatan pendarat adalah percobaan NASA yang disebut Laser Retro-reflector Array for Lunar Landers, perangkat seperti cermin yang dirancang untuk memantulkan sinyal laser, yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi pendarat Vikram dan mengukur jarak antara Bumi dan Bulan. 

NASA menyertakan reflektor retro serupa pada pendarat bulan Beresheet Israel, yang gagal mendarat di Bulan pada April lalu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya