Negara ASEAN+3 Optimistis Mampu Hadapi Tantangan Global

Negara-negara ASEAN bersama Tiongkok, Jepang, dan Korea (ASEAN+3) optimistis akan kelanjutan pertumbuhan ekonomi di tengah munculnya proteksionisme.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Mei 2019, 21:35 WIB
Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 yang berlangsung di Nadi, Fiji pada 2 Mei 2019. (Foto: Dok Bank Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Negara-negara ASEAN bersama Tiongkok, Jepang, dan Korea (ASEAN+3) optimistis akan kelanjutan pertumbuhan ekonomi serta daya tahan sektor keuangan regional di tengah munculnya kebijakan proteksionisme, melemahnya permintaan dunia, dan mengetatnya kondisi keuangan global.

Optimisme dan kesamaan pandangan tersebut kuat mengemuka pada pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 yang berlangsung di Nadi, Fiji pada 2 Mei 2019, yang juga bertepatan dengan peringatan 20 tahun kerja sama kawasan ASEAN+3.

"Dalam menghadapi tantangan global, negara anggota ASEAN+3 melakukan mitigasi dengan mendorong konsumsi dan perdagangan di kawasan," demikian disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, yang hadir mewakili Gubernur Bank Indonesia seperti dikutip dari laman Bank Indonesia, Kamis (2/5/2019).

Rekalibrasi bauran kebijakan moneter, fiskal, dan makroprudensial diterapkan dengan penekanan pada ketahanan keuangan, serta kesinambungan pertumbuhan ekonomi yang seimbang dan inklusif.

Selain itu, reformasi struktural dilanjutkan dengan konsisten, termasuk mengeksplorasi pemanfaatan inovasi digital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.

Pada pertemuan tersebut, negara-negara ASEAN+3 sepakat untuk mengadopsi visi "Strategic Directions of ASEAN+3 Finance Process", berupa inisatif dan rencana kerja ASEAN+3 dalam jangka menengah-panjang untuk mengeksplorasi area potensial dalam rangka memperkuat ketahanan di kawasan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Ilustrasi Bank Indonesia

Inisiatif dan rencana kerja tersebut mencakup penguatan Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) sebagai jaring pengaman keuangan kawasan.

Peranan CMIM sebagai regional self-help mechanism terus diperkuat dari sisi kerangka kerja dan operasionalisasinya agar senantiasa relevan serta responsif terhadap kebutuhan negara anggota ASEAN+3.

Harmonisasi CMIM sebagai Regional Financial Arrangement (RFA) dengan fasilitas IMF sebagai Global Financial Safety Net (GFSN) juga terus ditingkatkan agar semakin selaras.

Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh lembaga internasional ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), Asian Development Bank (ADB), serta International Monetary Fund (IMF) sebagai mitra ASEAN+3.

Kehadiran lembaga-lembaga tersebut dimaksudkan untuk bertukar pandangan mengenai kondisi terkini dan prospek perekonomian dan sektor keuangan, baik regional maupun global.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya