Jurus Kementan Tarik Minat Milenial Bangun Sektor Pertanian

Alsintan diharapkan menjadi jalan bagi anak muda agar mau turun langsung ke sektor pertanian.

oleh Septian Deny diperbarui 24 Apr 2019, 11:15 WIB
Kementerian Pertanian (Kementan) sendiri terus melakukan optimalisasi pemanfaatan Alsintan.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian Kementan memiliki strategi guna menarik minat generasi milenial ke sektor pertanian. Salah satunya dengan meningkatkan penggunaan teknologi melalui penyediaan alat mesin pertanian (alsintan).

Direktur Alat Mesin Pertanian Kementan, Andi Nur Alamsyah dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, pihaknya terus meningkatkan anggaran untuk penyaluran bantuan alsintan. Alat-alat pertanian tersebut juga telah disalurkan kepada para petani di berbagai daerah.

Dia menjelaskan sepanjang 2014, bantuan yang dikeluarkan pemerintah untuk alsintan mencapai Rp 520,18 miliar dengan volume sebanyak 12,501 unit.

"Untuk tahun 2015, total anggaran yang dikeluarkan Rp 1,98 triliun dengan volume unit mencapai 56.785," ujar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (24/4/2019).

Adapun total anggaran yang digelontorkan untuk alsintan pada 2016 mencapai Rp 2,96 triliun dengan volume mencapai 148.804 unit. Selanjutnya, anggaran pada tahun 2017 mencapai Rp 2,83 triliun dengan volume mencapai 84.381 unit.

"Sedangkan anggaran pada 2018 Rp 3,4 triliun dengan volume unit mencapai 126,942," kata dia.

Andi menambahkan, seluruh bantuan yang tersalurkan Kementan merupakan bentuk keseriusan Kementan dalam mendorong peningkatan jumlah produksi. Selain itu, alsintan juga diharapkan menjadi jalan bagi anak muda agar mau turun langsung ke sektor pertanian.

"Dengan teknologi, kita harapkan generasi milenial mau bercocok tanam, peduli dengan nasib petani dan siap meningkatkan produksi pangan kita," tandas dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Demi Kekuatan Pertanian Indonesia, Kementan Berikan Bantuan Alsintan

Kementerian Pertanian (Kementan) mengalokasikan alat mesin pertanian (alsintan) untuk Kabupaten Purbalingga sebanyak 103 unit untuk tahun 2019

Demi menyejahterakan petani, Kementerian Pertanian (Kementan) terus gencarkan program Pengembangan Pertanian Modern. Untuk itu, pemerintah memberikan alat dan mesin pertanian (alsintan) secara masif, mulai dari pengolahan lahan sampai dengan tahap panen dan pasca-panen.

"Dengan demikian, kegiatan usaha pertanian berubah dari sistem tradisional menuju pertanian yang modern (modernisasi pertanian)," ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, Senin (22/4).

Dia mengatakan, modernisasi pertanian mutlak dilakukan untuk menjadikan Indonesia negara yang kuat berbasis pertanian. Hingga kini, Kementan telah menggelontorkan ratusan ribu alsintan ke seluruh pelosok Tanah Air.

“Ini merupakan pertama dalam sejarah dan menjadi rekor terbanyak sepanjang sejarah pertanian Indonesia,” kata Sarwo Edhy.

Sejak 2015, Kementan telah memberikan bantuan alsintan dalam jumlah yang cukup besar. Pada periode 2015 hingga 2018 jumlah bantuan alsintan berbagai jenis yang dibagikan pemerintah kepada petani masing-masing berjumlah 157.493 unit, 110.487 unit, dan 321.000 unit dan 80.000 unit.

“Demikian juga pada tahun 2019, bantuan alsintan tetap terus diberikan kepada petani,” katanya.

3 dari 4 halaman

Diresmikan Kementan, Generasi Muda Wajib Datang ke Museum Pertanian di Bogor

Museum Pertanian di Bogor.

Museum di Tanah Air bertambah lagi jumlahnya. Kali ini, masyarakat Indonesia bisa menambah wawasan tentang dunia pertanian lewat Museum Pertanian di Bogor. Museum ini resmi dibuka oleh Kementerian Pertanian, Senin (22/04).

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berharap museum tersebut dapat mengispirasi anak muda Indonesia untuk membangun pertanian.

"Kami ingin pemuda-pemuda siapapun yang datang ke museum ini tidak saja belajar pertanian Indonesia di masa lalu, tetapi juga masa sekarang, dan optimis menatap ke depan. Indonesia menjadi lumbung pangan dunia 2045. Langkahnya sudah jelas, karena sumberdayanya sudah ada, teknologinya juga sudah ada," kata Amran. 

Penerapan teknologi seperti mekanisasi olah lahan hingga hilirisasi diharapkan dapat menekan biaya produksi petani, menambah indeks pertanaman, dan meningkatkan produktivitas. Muaranya menurut Amran adalah kesejahteraan petani.

Menurutnya, salah satu upaya menarik pemuda Indonesia untuk bertani adalah dengan mentansformasi pertanian tradisional menjadi pertanian modern. "Penggunaan teknologi pertanian modern itu mutlak, tak bisa dielakkan," jelas Amran.

4 dari 4 halaman

Kementan Dorong Barito Kuala Lanjutkan Program Serasi Jejangkit

Salah satu tujuan dari pengembangan alat mesin pertanian (Alsintan) modern adalah mendorong generasi muda turun ke lapangan.

Kementerian Pertanian (Kementan) serius lakukan pemanfaatan lahan rawa melalui kegiatan optimalisasi lahan rawa dan pasang surut di tahun 2019 melalui program Serasi (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani). Program ini dilakukan untuk mencapai ketahanan pangan dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

"Salah satu poin dalam nawacita Pak Presdien itu adalah melakukan perluasan lahan pertanian, bukan hanya cetak sawah saja. Perluasan lahan pertanian itu artinya menambah luas lahan tanaman, meningkatkan indeks pertanaman, menambah luas lahan baku juga," ujar Direktur Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan, Sarwo Edhy, Jumat (19/4).

Sarwo mencontohkan salah satu contoh keberhasilan Kementan dalam program ini adalah optimalisasi lahan rawa di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Di sana tercatat 250 hektar (ha) hamparan padi siap panen sudah ditunjukkan pada acara Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38 pada 18-21 Oktober lalu.

Tidak hanya 250 ha, lanjut Sarwo Edhy, pihaknya berhasil pula menanam 500 ha padi di atas lahan rawa di Jejangkit. Sejumlah tanaman pendukung hortikultura dan perikanan juga disiapkan di lokasi tersebut.

Menurutnya, saat ini, masih ada 3.250 ha lahan rawa yang masih dalam tahap pengerjaan di Jejangkit. Ia menjamin seluruh area tersebut akan selesai dioptimalisasi dan ditanami padi jenis Inpari.

"Jadi total lahan rawa di Jejangkit yang akan masuk dalam program optimalisasi tahun ini adalah 4000 ha. Dan saat ini masih dalam tahap pengerjaan," jelasnya.

Sarwo juga berharap pemerintah daerah melanjutkan program Serasi tidak hanya mengharapkan turun tangan pemerintah pusat saja.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya