Mentan Ungkap Sebab RI Masih Bergantung pada Bawang Putih Impor

Pada era 1990-2000 Indonesia telah mengimpor bawang putih sekitar 10 persen-30 persen dari total kebutuhan.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Apr 2019, 15:16 WIB
Mentan Amran Sulaiman berdialog dengan petani bawang di Desa Cigentong, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes.
Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyatakan impor bawang putih yang dilakukan Indonesia akibat minimnya lahan pertanian bawang putih di dalam negeri.
 
Namun demikian, saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) telah berupaya meningkatkan luas lahan pertanian untuk komoditas tersebut.
 
Amran mengungkapkan, pada era 1990-2000 Indonesia telah mengimpor bawang putih sekitar 10 persen-30 persen dari total kebutuhan.
 
Kemudian pada 2014 impor bawang putih naik tajam sekitar 96 persen. Hal ini disebabkan  minimnya lahan pertanian bawang putih, yaitu hanya sekitar 1.000 hektare (ha).
 
"Tapi hari ini sudah 11 ribu ha. Tahun ini target 20 ribu ha. Naik 2.000 persen tanaman bawang. Kita ingin kembalikan kejayaan tanaman bawang Indonesia," ujar dia di Kantor Kementan, Jakarta, Senin (15/4/2019).
 
Amran mengakui, meskipun sudah mencapai 11 ribu ha, namun lahan pertanian bawang putih ini diperuntukkan untuk memproduksi benih bawang putih. Jika sudah menghasilkan benih dalam jumlah banyak, benih tersebut baru akan digunakan untuk menghasilkan bawang putih konsumsi.
 
"Dari awal serah terima (sebagai menteri), di 2014 itu impor 96 persen. Sekarang memang impornya berkurang, tapi sekarang kita fokus di bibit," kata dia.
 
Amran berharap, dengan fokus meningkatkan benih bawang putih, maka dalam dua tahun mendatang Indonesia bukan hanya bisa menurunkan impor tetapi juga mencapai swasembada atas komoditas tersebut.
 
"Kita jadikan benih semua. Kalau perlu supaya dua tahun sudah bisa swasembada. Bawang merah ingat? Dulu pernah gaduh. Sekarang sudah ekspor. Jagung juga sekarang sudah ekspor," tandas dia.s
2 dari 3 halaman

Menko Darmin Sebut Impor Bawang Putih Tetap Jalan

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution saat menjadi pembicara dalam acara Bincang Ekonomi di Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (2/3). (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, pemerintah tetap akan impor bawang putih untuk menstabilkan harga di dalam negeri.

Hal ini membantah pernyataan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang menyebut akan membatalkan impor.

"Membatalkan? Mana bisa dibatalkan itu, belum direalisasikan. Kamu ini bagaimana. Persis, enggak. Tanya saja Mendag kenapa belum direalisasikan tapi kalau dibatalkan itu tidak bisa itu di kantor saya itu diputuskan rakor," ujar Darmin di Kantornya, Jumat (12/4/2019). 

Selain itu, Darmin menegaskan, masa pemilu bukan penyebab impor bawang putih belum jalan. Impor tetap dilakukan karena sudah sangat mendesak.

"Ya enggaklah. Kita tidak pernah bilang gitu. Waktu kita putuskan permintaannya itu adalah segera. Ya tidak pakai permintaan tidak pakai tanggal tanggal tapi ya tidak ada pengertian nunggu pilpres. Jadi tanya Pak Enggar sajalah," ujar dia. 

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

3 dari 3 halaman

Kata Mendag

Sebelumnya, Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita mengatakan, persediaan bawang putih mencukupi kebutuhan hingga beberapa waktu ke depan sehingga tidak perlu mengimpor dari berbagai negara penghasil bawang putih.

"Impor juga belum mau berjalan bagaimana, persediaan bawang putih cukup banyak di gudang," katanya saat kunjungan kerja sekaligus memantau ketersediaan dan harga kebutuhan pokok masyarakat di Sukabumi, Jawa Barat seperti dikutip Antara, Selasa, 9 April 2019.

Pihaknya juga sudah memeriksa sejumlah gudang milik importir dan menginstruksikan persediaan bawang putih tersebut untuk segera didistribusikan ke seluruh pasar di Indonesia. Jika tidak dilakukan, akan disegel karena bisa dituduh sebagai aksi penimbunan.

Bahkan, pihaknya tidak main-main dengan para importir yang tidak segera mendistribusikan barang khususnya bawang putih seperti dengan cara melakukan penyegelan gudang-gudang penyimpanan komoditas tersebut.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya