Pariwisata Halal Indonesia Semakin Menjadi Idola Dunia

Peringkatnya pariwisata Halal Indonesia meroket tajam. Indonesia berhasil menempati posisi pertama pada Indeks Global Muslim Travel Index (GMTI) di tahun 2019.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 15 Apr 2019, 10:10 WIB
Menteri Pariwisata Arief Yahya saat acara Indeks Global Muslim Travel Index (GMTI) di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Pariwisata halal Indonesia semakin jadi idola dunia. Peringkatnya meroket tajam. Bahkan mampu menjadi yang terbaik di dunia. Salah satu pembuktiannya datang dari World Halal Tourism Awards (WHTA). Pada tahun 2015 Indonesia mampu menyabet 3 penghargaan diajang tersebut. Torehan tersebut langsung meroket pada tahun 2016 dengan torehan 12 penghargaan.

Pencapaian itu menempatkan Indonesia sebagai juara umum menyabet 12 dari 16 nomor. Ini capaian yang luar biasa, 75% diborong habis, tinggal menyisakan 4 kategori yang memang Indonesia tidak mengirimkan jagoannya.

“Bila pada WHTA 2015 untuk pertama kalinya ikut kita meraih tiga award, pada WHTA 2016 kita berhasil menyabet 12 award dari 16 kategori yang dilombakan. Kemenangan ini mendongkrak level 3 C; confidence atau rasa percaya diri internal, credible atau semakin dipercaya orang eksternal, dan calibration dalam mendekatkan pada standar global. Imbasnya Indonesia berhasil menempati posisi pertama pada Indeks Global Muslim Travel Index (GMTI) di tahun 2019," ujarr Menteri Pariwisata Arief Yahya, Minggu (14/4).

Melesatnya peringkat Indonesia bukan tanpa perjuangan. Berbagai perbaikan terus dilakukan pemerintah untuk menempatkan pariwisata halal Indonesia ke level dunia. Perbaikan itu meliputi sektor aksesibilitas, komunikasi, pengendalian faktor lingkungan, hingga pelayanan. Untuk aksesibilitas, peningkatan signifikan dilakukan di 5 wilayah. Ada Aceh, Sumatera Barat, Kepulauan Riau & Riau, Jakarta, dan Lombok. Fokusnya mulai dari bandara, pelabuhan, jalan, hingga rel kereta api.

Untuk pengembangan komunikasi juga gencar dilakukan pada 5 wilayah itu. Fokusnya pengembangan Muslim Visitor Guide, Stakeholder Education, Market Outreach, Tour Guide, hingga Digital Marketing. Bagaimana dengan lingkungan? Pergerakan wisatawannya sangat positif. Mobilitasnya semakin mudah dengan dukungan WiFi di bandara, lalu destinasi punya komitmen kuat mengembangkan infrastruktur.

Wisatawan juga dimanjakan dengan beragam fasilitas pendukung wisata halal. Pada 5 daerah itu, destinasi wisatanya selalu didukung dengan restauran halal yang tersertifikat. Jumlah tempat ibadah banyak dan tersebar merata. Pun serupa dengan bandaranya yang dilengkapi prayer room. Untuk hotel, dapurnya tersertifikat halal lalu atraksinya kuat dengan nuansa Islami.

Bahkan Indonesia memiliki 10 detinasi wisata halal yang dipilih dan dibina dalam bimbingan teknik menggunakan standar GMTI. Destinasi ini terdiri dari Aceh, Riau dan Kepulauan Riau, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur (Malang Raya), Lombok, dan Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya). Dimana ke-10 destinasi tersebut diberi pelatihan, dimonitoring dan dievaluasi untuk menjadi yang terbaik.

Hal ini menempatkan Indonesia sebagai satu-satunya negara di dunia yang paling progresif dalam mengembangkan pariwisata halal.

"Muslim traveler di dunia ini pergerakannya luar biasa. Dan itu disadari betul pemerintah sehingga mampu menjadi pengahasil devisa bagi negara. Indonesia punya komitmen yang tinggi untuk menjadi global player dan itu didukung oleh CEO Commitment. Ini yang ditunjukkan presiden Joko Widodo dengan mendorong seluruh Kementerian, BUMN serta lembaga negara bahu-membahu meningkatkan pariwisata halal Indonesia," pungkas Menpar Arief Yahya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya