5 Respons Warga Selandia Baru Usai Penembakan Massal di Masjid

Teror yang begitu kejam ini bahkan telah menghancurkan banyak hati orang. Setelah kejadian ini ada sejumlah reaksi dari warga Selandia Baru.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 18 Mar 2019, 18:35 WIB
Seorang pelajar termenung saat menggelar mengenang korban penembakan di luar Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru, Senin (18/3). Penembakan tersebut merupakan serangan terburuk dalam sejarah Selandia Baru modern. (AP Photo/Vincent Yu)

Liputan6.com, Wellington - Lima puluh orang terbunuh dan 50 lainnya terluka dalam teror penembakan masjid di Selandia Baru, tepatnya di Christchurch pada 15 Maret 2019 lalu, kata polisi dalam sebuah pernyataan terbaru pada Minggu 17 Maret 2019 waktu lokal.

Sebelumnya, jumlah korban tewas disebut berjumlah 49 orang dalam insiden yang melanda dua masjid, Masjid Al Noor dan Linwood Islamic Centre.

Satu warga negara Indonesia, Lilik Abdul Hamid, yang sebelumnya dilaporkan hilang saat ini telah dikonfirmasi menjadi salah satu korban meninggal dunia dalam peristiwa penembakan di Christchurch, Selandia Baru.

Aksi ini tentu menuai kecaman dari masyarakat dunia. Teror yang begitu kejam ini bahkan telah menghancurkan banyak hati orang. Setelah kejadian ini ada sejumlah reaksi yang dilakukan. Mulai dari petinggi negara hingga masyarakat biasa.

Seperti dikutip dari berbagai sumber, Senin (18/3/2019) berikut 5 reaksi penduduk setempat usai insiden penembakan di Selandia Baru:

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

2 dari 6 halaman

1. Reformasi Senjata

Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern bertekad untuk mereformasi undang-undang senjata di negaranya.

Dikutip dari situs fayobserver.com, menurut PM Jacinda Ardern, hal ini dilakukan usai penembakan massal yang dilakukan seorang pria terhadap muslim yang sedang melaksanakan salat Jumat.

Ardern mencatat beberapa upaya sebelumnya untuk mereformasi undang-undang pada tahun 2005, 2012 dan 2017. Dia mengatakan opsi untuk mempertimbangkan akan mencakup larangan senjata semi-otomatis.

 

3 dari 6 halaman

2. Warga Ajak Tidak Sebar Video Aksi Teror

Wajah Brenton Tarrant terduga pelaku penambakan di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3). Warga Australia berusia 28 tahun tersebut melepaskan tembakan secara brutal ke dua masjid di Christchurch. (AP Photo)

Facebook menghapus 1,5 juta salinan video serangan teroris Selandia Baru dalam 24 jam pertama setelah penembakan yang terjadi Jumat (15/3).

Dikutip dari The Guerdian, Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengatakan dia akan melakukan pembicaraan dengan otoritas terkait untuk menghentikan peredaran video tersebut.

Di jejaring media sosial pun imbauan untuk tidak menyebarkan dan membagikan video itu sudah banyak disampaikan.

 

4 dari 6 halaman

3. Urus Jenazah Korban

Polisi dan staf ambulans membantu seorang lelaki yang terluka dalam insiden penembakan di Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3). Tiga korban penembakan adalah perempuan dewasa dan seorang lagi adalah gadis cilik. (AP Photo/Mark Baker)

Warga Selandia Baru dari berbagai latar belakang agama menggalang aksi solidaritas, menyusul insiden penembakan masjid yang terjadi di dua masjid Kota Christchurch pada Jumat, 15 Maret 2019.

Aksi solidaritas itu ditunjukkan dengan berbagai cara, mulai dari memberikan makanan halal kepada komunitas Muslim, bantuan merawat jenazah, serta menawarkan bantuan untuk menemani penduduk beragama Islam yang saat ini takut keluar rumah dan berjalan sendiri.

Aksi yang penuh dengan nuansa damai itu dimulai oleh Yoti Ioannou dan istrinya yang menulis sebuah kiriman di Facebook setelah insiden penembakan masjid di Selandia Baru.

"Kami senang membantu," kata Ioannou. "Kami akan berusaha untuk konsisten memberikan dukungan kepada para keluarga (korban)."

Sementara itu, komunitas Sikh di Christchurh menawarkan bantuan untuk membersihkan jenazah korban penembakan masjid di Selandia Baru, bahkan hingga membantu menggali makam.

 

5 dari 6 halaman

4. Penjualan Senjata Negeri Kiwi Meningkat

Para pelajar menggelar aksi lilin saat mengenang korban penembakan di luar Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru, Senin (18/3). Penembakan tersebut merupakan serangan terburuk dalam sejarah Selandia Baru modern. (AP Photo/Vincent Yu)

Pasca-serangan teror penembakan Selandia Baru, yang menewaskan 50 orang, penjualan senjata di sana justru dilaporkan meningkat.

Padahal, di saat bersamaan, Perdana Menteri Jacinda Arderm mengatakan segera mengubah undang-undang kepemilikan senjata api, menyusul serangan teror mematikan di dua masjid di Christchurch, demikian sebagaimana dikutip dari situs TVNZ.

Beberapa pengamat menilainya sebagai "konsumsi panik" untuk mepersenjatai diri dalam menghadapi kemungkinan serangan teror serupa di kemudian hari.

Sementara itu, tidak lama setelah tragedi penembakan Selandia Baru, PM Ardern mengumumkan pemerintahannya akan memperketat undang-undang senjata api, setelah mendapati bahwa tersangka yang berasal dari Australia, Brenton Tarrant (28), memiliki lima unit senapan semi-otomatis.

 

6 dari 6 halaman

5. Penghormatan dari Geng Motor Selandia Baru

Para pelajar menyalakan lilin saat mengenang korban penembakan di luar Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru, Senin (18/3). Penembakan tersebut merupakan serangan terburuk dalam sejarah Selandia Baru modern. (AP Photo/Vincent Yu)

Sebuah geng motor di Selandia Baru memutuskan untuk memberikan penghormatan kepada para korban dengan melakukan rendisi Haka -- tarian tradisional Maori.

Suku Maori adalah penduduk asli Selandia Baru, dan merupakan kelompok etnis terbesar kedua di negara itu. Haka adalah tarian seremonial, cukup terkenal di budaya pop, dan dilakukan pada acara-acara penting, termasuk pemakaman.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya